KITAB DO'A - DO'A

Allah Ta'ala berfirman: "Tuhanmu semua berfirman: Berdoalah engkau semua padaKu, pasti Aku mengabulkan doamu semua itu." (Ghafir: 60)
Allah Ta'ala berfirman pula: "Berdoalah engkau semua kepada Tuhanmu dengan had dan rahasia - yakni dengan permohonan yang timbul dari jiwa, se-sungguh Allah itu tidak menyukai orang yang melanggar batas." (al-A'raf: 55) Allah Ta'ala juga berfirman: "Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu - hai Muhammad - tentang Aku, maka katakanlah bahwa sesungguhnya Aku ini dekat. Aku dapat mengabulkan permohonan orang yang berdoa padaKu jikalau ia telah memohonkan itu padaKu," sampai habisnya ayat. (al-Baqarah: 186)
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Siapakah yang dapat mengabulkan permohonan orang yang dalam keadaan terpaksa - yakni menderita kekurangan, jikalau ia berdoa kepadaNya, dan dapat pula menghilangkan keburukan -yakni penderitaan - dari dirinya itu," sampai habisnya ayat. (an-Naml: 62)

1462. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Berdoa itu termasuk golongan ibadat." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1463. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu suka doa-doa yang menghimpun - yakni yang mengandung segala macam kepentingan dan keperluan - dan beliau s.a.w. meninggalkan yang selain itu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1464. Dari Anas r.a., katanya: "Sebagian banyak doa Nabi s.a.w., itu ialah: Rabbana atina fiddun-ya hasanah, wa fil-akhirati hasanah, waqina 'adzabannar - Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan pada kita di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kita dari siksa neraka." (Muttafaq 'alaih)
Imam Muslim dalam riwayatnya menambahkan: Katanya: Anas apabila berkehendak akan berdoa dengan sesuatu doa, maka berdoa dengan doa di atas itu. Juga apabila berkehendak me-mohonkan sesuatu permohonan yang lain, maka dalam doanya itu dimasukkanlah doa di atas itu pula.

1465. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya saya memohonkan kepadaMu akan petunjuk, ketaqwaan, dapat menahan diri dari melakukan kemaksiatan serta kekayaan - cukup dari kekurangan sehingga tidak meminta kepada orang lain." (Riwayat Muslim)

1466. Dari Thariq bin Asy-yam r.a., katanya: "Seseorang itu apabila masuk Islam, lalu Nabi s.a.w. mengajarkan shalat padanya, kemudian orang itu diperintah supaya berdoa dengan kalimat-kalimat ini - yang artinya: Ya Allah, berikanlah kepada saya pengampunan, kerahmatan, petunjuk, kesihatan dan rezeki." (Riwayat Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Dari Thariq bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. yang pada ketika didatangi oleh seseorang lelaki lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah yang harus saya ucapkan di waktu saya akan me-mohonkan sesuatu pada Tuhanku?" Beliau s.a.w. bersabda: "Kata- kanlah - yang artinya: Ya Allah, berikanlah pengampunan padaku, kerahmatan, kesihatan dan rezeki, sebab doa ini dapat menghimpun segala kepentinganmu dalam urusan dunia serta akhiratmu."

1467. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya: "Ya Allah, Zat yang Maha mengubah-ubah hati, ubah-ubahlah hati kita - dari satu kepada lain keadaan - untuk terus menetapi ketaatan padaMu." (Riwayat Muslim)

1468. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Mohonlah engkau perlindungan kepada Allah daripada kesengsaraan bencana, dicapai oleh kecelakaan, buruknya ketentuan dan kegembiraan musuh karena bahaya yang kita peroleh." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan: Abu Sufyan-yang meriwayatkan Hadis ini - berkata: "Saya sangsi bahwa saya menambah salah satu dari empat macam permohonan di atas itu."

1469. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya: "Ya Allah, perbaguskanlah untukku akan agamaku yang itu adalah pegangan perkaraku, perbaguskanlah untukku duniaku yang di dalamnya adalah ke-hidupanku, juga perbaguskanlah akhiratku yang di dalamnya itulah tempat kembaliku. Jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematian itu sebagai istirahat untukku dari segala keburukan." (Riwayat Muslim)

1470. Dari Ali r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: "Ucapkanlah: Allahummahdini wa saddidny - Ya Allah, berikanlah petunjuk kepadaku dan lempangkanlah perjalananku." Dalam riwayat lain disebutkan: "Allahumma inni as-alukal huda wassadad" - Ya Allah, sesungguhnya saya mohon kepadaMu akan petunjuk dan kelempangan perjalanan. (Riwayat Muslim)

1471. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan-dalam doanya yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu dari kelemahan dan kemalasan, kelicikan, usia terlampau tua dan kikir. Saya juga mohon perlindungan padaMu daripada siksa kubur dan saya mohon perlindungan pula padaMu dari fitnahnya hidup dan mati." Dalam riwayat lain disebutkan: "Juga dari beratnya beban hutang dan dikalahkan oleh orang-orang - yakni jangan sampai berbuat kezaliman ataupun dizalimi orang lain." (Riwayat Muslim)

1472. Dari Abu Bakar as-Shiddiq r.a. bahwasanya ia berkata kepada Rasulullah s.a.w.; "Ajarkanlah kepada saya sesuatu doa yang dapat saya baca dalam shalatku!" Beliau s.a.w. bersabda: "Katakanlah - yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya telah menganiaya diriku sendiri dengan penganiayaan yang banyak sekali dan tidak dapat mengampunkan semua dosa itu kecuali Engkau, maka berikanlah untukku pengampunan dari hadhiratMu dan belas kasihanilah saya, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan: "Dalam rumahku - yakni doa yang perlu saya baca dalam rumahku." Dalam riwayat lain disebutkan: "penganiayaan yang banyak," ada yang mengatakan: "penganiayaan yang besar," dengan tsa' yang bertitik tiga dan dengan ba' bertitik satu. Maka seyugianya supaya dua kata itu dihimpunkan, lalu dikatakan: "katsiran kabiran - yang banyak dan besar."

1473. Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau s.a.w. berdoa dengan doa ini - yang artinya: Ya Allah, berikanlah pengampunan untukku kesalahan dan kebodohanku, berlebih-lebihanku dalam perkaraku dan apa saja yang Engkau lebih mengetahui tentang itu daripada saya sendiri. Ya Allah, ampunkanlah kesalahanku yang saya lakukan dengan kegiatan dan bermain-main, ketidak-sengajaan serta yang memang saya sengaja, juga segala sesuatu yang dari diriku. Ya Allah, ampunkanlah untukku kesalahan-kesalahan yang saya lakukan dahulu atau yang saya lakukan kemudian - yakni sesudah saat ini, juga yang saya sembunyikan serta yang saya tampakkan dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahui tentang itu daripada saya sendiri. Engkau adalah Maha Mendahulukan serta Maha Mengakhirkan dan Engkau adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Muttafaq 'alaih)

1474. Dan Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu mengucapkan dalam doanya-yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada kejahatannya apa yang saya kerjakan dan dari kejahatannya apa yang tidak saya kerjakan. (Riwayat Muslim)

1475. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Sebagian dari doanya Rasulullah s.a.w. ialah - yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu daripada lenyapnya kenikmatanMu - yang dikaruniakan padaku - dan bergantinya kesihatan daripadaMu - yang ada dalam diriku - juga dari tibanya siksaMu - atas diriku - dengan mendadak dan pula dari segala macam kemurkaanMu." (Riwayat Muslim)

1476. Dari Zaid bin Arqam r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada kelemahan dan kemalasan, kekikiran dan usia terlampau tua serta siksa kubur. Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ini untuk dapat bertaqwa kepadaMu, juga sucikanlah jiwaku itu karena Engkau adalah sebaik-baik Zat yang dapat menyucikannya. Engkaulah yang Maha Menguasai serta yang menjadi Tuhannya. Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada ilmu pengetahuan yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak dapat khusyu',dari jiwa yang tidak puas-puas dan dari doa yang tidak dikabulkan." (Riwayat Muslim)

1477. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya: Ya Allah, kepadaMu saya menyerahkan din, kepadaMu saya beriman, kepadaMu saya bertawakkal, kepadaMu saya kembalikan -segala urusan, dengan petunjukMu saya berbantah - dengan musuh - dan dengan hukum-hukumMu saya memberikan ketentuan hukum. Maka dari itu ampunilah saya akan dosa-dosaku yang dahulu dan yang kemudian, yang saya sembunyikan serta yang saya tampakkan. Engkau adalah Maha Mendahulukan serta Maha Meng- akhirkan, tiada Tuhan melainkan Engkau." Setengah para perawi Hadis ini menambahkan kalimat - yang artinya: Dan tiada daya serta tiada kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah. (Muttafaq 'alaih)

1478. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. berdoa dengan kalimat-kalimat ini - yang artinya: Ya Allah, se sungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada fitnah-ya neraka dan siksanya neraka, juga dari keburukannya kekayaan an kefakiran. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Ini adalah lafaznya Imam Abu Dawud.

1479. Dari Ziad bin 'llaqah dari pamannya, yaitu Quthbah bin Malik r.a., katanya: "Nabi s.a.w. itu mengucapkan - dalam doanya yang artinya - Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu dari keburukan- keburukannya budi pekerti, amal perbuatan serta hawanafsu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1480. Dari Syakl bin Humaid r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu doa!" Beliau s.a.w. bersabda: "Katakanlah - yang artinya: Ya Allah, saya mohon perlindungan kepadaMu daripada keburukan pendengaranku dan dari keburukan penglihatanku dan dari keburukan lidahku dan dari keburukan hatiku serta dari keburukan maniku." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1481. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mengucapkan -dalam doanya yang artinya: "Ya Allah saya mohon perlindungan kepadaMu daripada penyakit belang-belang pada kulit, gila, kusta dan penyakit-penyakit yang buruk-buruk." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1482. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu daripada kelaparan, sebab sesungguhnya lapar itu adalah seburuk- buruknya kawan tidur. Juga saya mohon perlindungan padaMu dari berkhianat, karena sesungguhnya khianat itu adalah seburuk-buruknya sifat yang menjadi ciri seseorang." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1483. Dari Ali r.a. bahwsanya seorang budak mukatab - yaitu seorang hambasahaya yang dapat menjadi merdeka apabila dapat menebus harga dirinya sendiri kepada tuan yang memilikinya -datang padanya lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini tidak kuat untuk membayar harga tebusan diriku ini, maka itu berilah pertolongan kepadaku!" Ali r.a. berkata: "Tidakkah engkau suka kalau saya ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang saya diajari oleh Rasulullah s.a.w., andaikata engkau mempunyai hutang - atau tanggungan - seperti gunung sekalipun, tentu Allah akan menunaikan hutangmu itu? Yaitu, katakanlah: Allahummakfini bihatalika 'an haramika wa aghnini bifadh-lika 'amman siwaka - Ya Allah, cukupkanlah, saya dengan memperoleh apa-apa yang halal daripadaMu untuk tidak sampai melanggar apa-apa yang menjadi keharamanMu dan perkayakanlah diriku dengan memperoleh keutamaan daripadaMu sehingga tidak memerlukan yang selain daripadaMu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1484. Dari Imran bin al-Hushain radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. mengajarkan kepada ayahnya yaitu Hushain akan dua kalimat yang dapat digunakan sebagai doa, yaitu - yang artinya: Ya Allah, berikanlah ilham padaku berupa kelapangan jalanku dan lindungilah saya dari kejahatan diriku sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1485. Dari Abdulfadhli yaitu al-'Abbas bin Abdul Muthalib r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, ajarkanlah pada saya sesuatu doa untuk bermohon kepada Allah Ta'ala." Beliau s.a.w. bersabda: "Mohonlah akan keselamatan kepada Allah." Saya tetap beberapa hari berdoa seperti itu, kemudian saya mendatanginya lagi lalu berkata: "Ya Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu doa untuk bermohon kepada Allah Ta'ala." Beliau s.a.w. bersabda kepada saya: "Hai 'Abbas, paman Rasulullah, mohonlah kepada Allah akan keselamatan di dunia dan akhirat." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.

1486. Dari Syahr bin Hausyab, katanya: "Saya berkata kepada Ummu Salamah radhiallahu 'anha: "Hai Ummul mu'minin, bagai-manakah doa Rasulullah s.a.w. yang sebagian banyak sekali, jikalau beliau itu ada di sisimu?" la menjawab: "Sebagian banyak doa beliau s.a.w. itu ialah - yang artinya: "Wahai Zat yang membolak-balikkan keadaan hati. Tetapkanlah hatiku atas agamaMu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1487. Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Setengah daripada doanya Nabi Dawud a.s. ialah - yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon kepadaMu untuk mencintaiMu dan mencintai orang yang cinta kepadaMu, juga perbuatan yang dapat menyampaikan diriku ke arah dapat mencintai padaMu. "Ya Allah, jadikanlah kecintaan padaMu itu yang lebih saya cintai daripada diri saya sendiri, juga melebihi kecintaan pada keluargaku serta melebihi kecintaan kepada air yang dingin." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1488. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kekalkanlah - ketika berdoa itu - dengan menggunakan lafaz: Ya Dzal jalali wal Ikram - Hai Zat yang memiliki keperkasaan dan kemuliaan." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi. Imam an-Nasa'i juga meriwayatkan Hadis ini dari riwayat Rabi'ah bin 'Amir as-Shahabi. Imam Hakim berkata bahwa Hadis ini shahih isnadnya. Alizhzhu dengan kasrahnya lam dan syaddahnya zha' mu'jamah, artinya ialah tetapilah secara langsung - yakni kekalkanlah - doa ini dan perbanyakkanlah menggunakannya

1489. Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. berdoa dengan doa yang banyak sekali, kita tidak dapat hafal sedikitpun dari doanya itu. Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, Tuan telah berdoa dengan sesuatu doa yang banyak sekali, sehingga kita tidak dapat hafal sedikitpun daripadanya." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya tunjukkan kepadamu semua sesuatu doa yang menghimpun keseluruhannya itu? Yaitu supaya engkau mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya saya mohon kepadaMu dari kebaikan sesuatu yang dimohonkan oleh NabiMu yaitu Muhammad s.a.w. Saya juga mohon perlindungan kepadaMu dari kejahatannya sesuatu yang dimohoni perlindungannya oleh NabiMu yaitu Muhammad s.a.w. Engkau adalah yang dimohoni pertolongan dan atas pertolonganMulah adanya kecukupan - sampai memperoleh apa yang diinginkan dari kebaikan dunia dan akhirat. Dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1490. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Setengah dari doa Rasulullah s.a.w. ialah - yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kita mohon kepadaMu apa-apa yang menyebabkan datangnya kerahmatanMu dan apa-apa yang me yebabkan pengampunanmu, juga selamat dari dosa dan memperoleh dari semua kebaikan, demikian pula berbahagia dengan syurga dan selamat dari siksa api neraka." Diriwayatkan oleh Imam Hakim yaitu Abu Abdillah dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih menurut syarat Imam Muslim. Selengkapnya...

Apa-apa Yang Diucapkan Ketika Akan Tidur

Allah Ta'ala berfirman "Sesungguhnya dalam penciptaan langit-langit dan bumi serta dalam perbedaan waktu malam dan siang adalah merupakan tanda-tanda - kekuasaan Allah - bagi orang- orang yang mempunyai pemikiran - yakni yang suka menggunakan akal fikirannya. Mereka itu sama berzikir kepada Allah sambil berdiri dan duduk dan ketika berbaring pada lambung-lambungnya - yakni ketika hendak tidur," sampai akhirnya beberapa ayat. (ali-lmran: 190)

1455. Dari Hudzaifah dan Abu Zar radhiallahu'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila menempati tempat tidurnya -yakni akan tidur, beliau s.a.w. mengucapkan: Bismikallahumma ahya wa amutu - Dengan menyebut namaMu, ya Allah, saya hidup dan mati." (Riwayat Bukhari)

1456. Dari Ali r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya dan juga kepada Fathimah - isterinya Ali r.a.: "Jikalau engkau berdua menempati tempat tidurmu - yakni akan tidur," atau: "jikalau engkau berdua mengambil tempat pembaringanmu - yakni hendak tidur, maka bacalah takbir sebanyak tigapuluh tiga kali, tasbih sebanyak tigapuluh tiga kali dan tahmid Juga sebanyak tigapuluh tiga kali." Dalam riwayat lain disebutkan: "Tasbih itu sebanyak tigapuluh empat kali." Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Takbir itu sebanyak tiga-puluh empat kali." (Muttafaq 'alaih)

1457. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang di antara engkau semua menempati tempat tidurnya - yakni akan tidur, maka hendaklah mengibas-ngibaskan tempat tidurnya dengan sarungnya yang bagian dalam, sebab sesungguhnya ia tidak mengetahui apa yang ia tinggalkan di situ, kemudian supaya mengucapkan-yang artinya: Dengan namaMu ya Tuhanku saya meletakkan lambungku dan dengan namaMu pula saya mengangkatnya. Jikalau Engkau mengambil jiwaku, maka kasihanilah ia dan jikalau Engkau biarkan ia - yakni tetap hidup, maka jagalah ia sebagaimana yang Engkau berikan penjagaan itu kepada para hambaMu yang shalih-shalih." (Muttafaq 'alaih)

1458. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. apabila mengambil tempat pembaringannya - yakni akan tidur, beliau meniup dalam kedua tangannya dan membaca surat-surat Mu'awwidzah - yaitu surat-surat al- ikhlas,al-Falaq dan an-Nas-kemudian dengan kedua tangan itu beliau mengusapkan ke tubuhnya. (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam-imam Bukhari dan Muslim disebutkan demikian: Bahwasanya Nabi s.a.w. apabila menempati tempat tidurnya -yakni akan tidur - pada setiap malamnya, beliau mengumpulkan kedua tapak tangannya lalu di dalamnya itu membaca: Qul hu-wallahuahad, Qul a'udzubirabbilfalaq dan Qul a'udzu birabbinn nas, kemudian dengan kedua tangannya itu beliau mengusap tubuhnya sekuasa yang dicapai olehnya, dimulai dulu atas kepala-nya, lalu wajahnya, kemudian yang berhadapan dari tubuhnya - yakni tubuhnya yang bagian muka terus yang bagian belakang. Beliau s.a.w. mengerjakan sedemikian itu sampai tiga kali. (Muttafaq 'alaih)
Para ahli lughah berkata: Annaftsu talah tiupan secara perlahan-lahan tanpa mengeluarkan ludah.

1459. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: "Jikalau engkau mendatangi tempat pembaringanmu - yakni akan tidur, maka berwudhu'lah dahulu sebagaimana wudhu'mu untuk bersembahyang, kemudian berbaringlah pada belahan tubuhmu sebelah kanan dan ucapkanlah - yang artinya: Ya Allah, saya menyerahkan jiwaku kepadaMu, saya aturkan urusanku kepadaMu, saya tempatkan punggungku kepadaMu. Demikian itu adalah karena cinta dan takut kepadaMu. Tiada tempat bersandar dan tiada tempat berlindung daripadaMu selain kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau Rasulkan. Jikalau engkau mati, maka matimu adalah menetapi kefithrahan - yakni tetap dalam Agama Islam, maka itu jadikanlah ucapan-ucapan itu sebagai kata-kata terakhir yang engkau bunyikan -sebelum tidur." (Muttafaq 'alaih)

1460. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. apabila menempati tempat tidurnya - yakni akan tidur, beliau mengucapkan - yang artinya: "Segenap puji bagi Allah yang memberikan makan dan minum kepada kita, memberikan kecukupan dan tempat kediaman kepada kita. Maka alangkah banyaknya orang yang tidak mempunyai orang yang dapat mencukupinya dan tidak pula ada yang memberikan tempat kediaman padanya." (Riwayat Muslim)

1461. Dari Hudzaifah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya, kemudian berkata: "Allahumma qini 'adzabaka yawma tab'atsu 'ibadaka - ya Allah, lindungilah saya dari siksaMu pada hari Engkau membangkitkan seluruh hambaMu." Diriwayatkanoleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Juga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari riwayat Hafshah radhiallahu 'anha dan dalam Hadis ini disebutkan bahwa beliau s.a.w. mengucapkan kata-kata di atas itu sebanyak tiga kali. Selengkapnya...

Zikir Di Waktu Pagi Dan Sore

Allah Ta'ala berfirman: "Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu dengan rasa rendah diri dan takut dan tidak pula dengan ucapan yang keras-keras, yaitu pada waktu pagi dan sore dan janganlah engkau termasuk dalam golongan orang-orang yang lalai." (al-A'raf: 205)
Ahli lughah berkata: "Al-Aashal adalah jama'nya lafaz ashil, yaitu waktu antara Asar dan Maghrib - yakni waktu sore hari. Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan memaha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada Tuhanmu sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya." (Thaha: 130)
"Dan maha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian pada Tuhanmu di waktu sore dan pagi." (Ghafir: 55)
Ahli lughah berkata: Al'asyiy ialah waktu antara tergelincirnya -yakni lingsirnya - matahari sampai terbenamnya.
Allah Ta'ala berfirman pula: "Cahaya itu ada di dalam rumah-rumah yang Allah mengizinkan kalau ditinggikan - bangunannya dan dimuliakan rumah-rumah Allah itu - serta NamaNya disebut- sebutkan di dalamnya, yaitu tempat untuk memaha sucikan padaNya di waktu pagi dan sore. Beberapa orang lelaki yang tidak lalai karena perniagaan dan ual-beli dari berzikir kepada Allah" sampai habisnya ayat. (an-Nur: 36)
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Sesungguhnya Kami - Allah - telah menundukkan gunung-gunung itu untuk bertasbih bersama Dawud di waktu sore dan pagi." (Shad: 18)

1448. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan ketika pagi dan sore: Subhanallah wa bihamdi, seratus kali, maka tidak akan datang seseorang pun besok pada hari kiamat yang keadaannya lebih utama dari apa yang dikerjakannya, kecuali seseorang yang mengucapkan seperti apa yang diucapkan olehnya itu atau menambahkan dari ucapannya tadi." (Riwayat Muslim)

1449. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya bertemu dengannya, yaitu seekor kala, lalu menyengat pada saya tadi malam." Beliau s.a.w. bersabda: "Andaikata engkau mengucapkan ketika engkau berada di waktu sore, yaitu: "A'udzu bikalimatilahit tammati min syarri ma khalaq - Saya mohon per-lindungan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari apa saja yang diciptakan olehNya, niscayalah binatang itu tidak akan membahayakan padamu." (Riwayat Muslim)

1450. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau s.a.w. di waktu pagi mengucapkan - yang artinya: Ya Allah, dengan karuniaMu kita berpagi-pagi dan dengan karuniaMu pula kita bersore-sore. Dengan pertolonganMu kita hidup dan dengan takdirMu kita mati dan kepadaMulah tempat kita kembali." Selanjutnya jikalau di waktu sore beliau s.a.w. mengucapkan – yang artinya: Ya Allah, dengan karuniaMu kita bersore-sore, dengan pertolonganMu kita hidup dan dengan takdirMu kita mati dan kepadaMulah tempat kita kembali." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1451. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Abu Bakar as-Shiddiq r.a. berkata: "Ya Rasulullah, perintahkanlah kepada saya untuk mengucapkan beberapa kalimat yang perlu saya bunyikan di waktu saya berpagi-pagi atau bersore- sore!" Beliau s.a.w. bersabda: "Ucapkanlah - yang artinya: "Ya Allah, yang Maha Menciptakan semua langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang terang, tuhan segala sesuatu serta yang Maha Merajainya. Saya menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Engkau. Saya mohon perlindungan dari kejahatan diri saya sendiri dan dari kejahatan syaitan serta apa yang yang menyebabkan kemusyrikin kepada Allah." Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda: "Ucapkanlah itu jikalau engkau berpagi-pagi, bersore- sore dan ketika engkau mengambil tempat tidurmu - yakni hendak tidur." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1452. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila bersore-sore mengucapkan - yang artinya: kita bersore-sore dan segenap kerajaan pada waktu sore inipun kepunyaan Allah, segenap puji- pujian bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya." Yang merawikan Hadis ini berkata: "Saya mengira beliau s.a.w. mengucapkan sehabis yang di atas itu bacaan-bacaan - yang artinya: Bagi Allah segenap kerajaan dan bagiNya pula segenap puji-pujian dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Tuhan, saya mohon kepadaMu akan kebaikannya apa yang ada pada malam ini dan kebaikannya apa yang ada pada malam yang berikutnya dan saya mohon perlindungan padaMu akan kejahatannya apa yang ada pada malam ini dan kejahatannya apa yang ada pada malam sesudahnya. Ya Tuhan, saya mohon perlindungan kepadaMu daripada kemalasan dan buruknya usia tua. Saya juga mohon perlindungan kepadaMu dari siksa dalam neraka dan siksa dalam kubur." Jikalau di waktu pagi, beliau s.a.w. mengucapkan sedemikian itu pula dengan kata-kata - yang artinya: "Kita berpagi-pagi dan segenap kerajaan pada waktu pagi inipun kepunyaan Allah." (Riwayat Muslim)

1453. Dari Abdullah bin Khubaib, dengan dhammahnya kha' mu'jamah, r.a. katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepada saya: "Bacalah Qul huwallahu ahad dan dua buah surat Ta'awwudz -yakni Qul a'udzu birabbil falaq dan Qul a'udzu birabbin nas, ketika engkau bersore-sore dan ketika engkau berpagi-pagi, maka yang sedemikian itu dapat mencukupi untukmu dari segala sesuatu." Diriwayatkan oleh Imam- imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1454. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hambapun yang pada pagi setiap hari dan sore setiap malam, mengucapkan: "Bismillahil ladzi la yadhurru ma'asmihi syai-un fil-ardhi wa la fissama-i wa huwas sami'ul 'alim -Dengan nama Allah yang segala sesuatu tidak akan dapat membahayakan dengan menyebut namaNya itu, baik yang ada di bumi ataupun yang ada di langit dan Allah adalah Maha Mendengar lagi Mengetahui, sebanyak tiga kali, melainkan ia tidak akan terkena bahaya oleh sesuatu apapun." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Selengkapnya...

Keutamaan Berhimpun Untuk Berzikir Dan Mengajak-ajak Untuk Menetapinya Dan Larangan Memisahkan Diri Daripadanya Kalau Tanpa Uzur

Allah Ta'ala berfirman: "Dan sabarkanlah dirimu berkumpul bersama orang-orang yang menyeru kepada Tuhan di waktu pagi dan petang. Mereka mengharapkan keridhaanNya dan janganlah engkau menghindarkan pandanganmu dari mereka itu." (al-Kahf: 21)

1444. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mempunyai beberapa malaikat yang berkeliling di jalan-jalan untuk mencari para ahli zikir, jikalau mereka menemukan sesuatu kaum yang berzikir kepada Allah'Azza-wajalla lalu mereka memanggil-kawan-kawannya: " Ke marilah.di sinilah ada hajatmu - ada yang engkau semua cari. Mereka lalu berputar di sekeliling orang-orang yang berzikir itu serta menaungi mereka dengan sayap-sayapnya sampai ke langit dunia. Tuhan mereka lalu bertanya kepada mereka, tetapi Tuhan sebenarnya lebih Maha Mengetahui hal itu. Firman Tuhan: "Apakah yang diucapkan oleh hamba-hambaKu itu?" Para malaikat menjawab: "Mereka itu sama memaha sucikan Engkau, memaha besarkan, memuji serta memaha agungkan padaMu - yakni bertasbih, bertakbir, bertahmid dan bertamjid. Tuhan berfirman lagi: "Adakah mereka itu dapat melihat Aku?" Malaikat menjawab: "Tidak, demi Allah, mereka itu tidak melihat Engkau." FirmanNya: "Bagaimanakah sekiranya mereka dapat melihat Aku?" Dijawab: "Andaikata mereka melihat Engkau, tentulah mereka akan lebih giat ibadatnya padaMu, lebih sangat memaha agungkan padaMu, juga lebih banyak pula bertasbih padaMu." FirmanNya: "Apakah yang mereka minta itu?" Dijawab: "Mereka meminta syurga." FirmanNya: "Adakah mereka pernah melihat syurga?" Dijawab: "Tidak, demi Allah, ya Tuhan, mereka tidak pernah melihat syurga itu." FirmanNya: "Bagaimanakah andaikata mereka dapat melihatnya?" Dijawab: "Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan lebih lobanya pada syurga itu, lebih sangat mencarinya dan lebih besar keinginan mereka pada syurga tadi." FirmanNya: "Dari apakah mereka memohonkan perlindungan?" Dijawab: "Mereka mohon perlindungan daripada neraka." FirmanNya: "Adakah mereka pernah melihat neraka itu?" Dijawab: "Tidak, demi Allah mereka tidak pernah melihatnya." FirmanNya: "Bagaimanakah andaikata mereka pernah melihatnya?" Dijawab: "Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan lebih sangat larinya dan lebih sangat takutnya pada neraka itu." FirmanNya: "Kini Aku hendak mempersaksikan kepadamu semua bahwasanya Aku telah mengampunkan mereka itu." Nabi s.a.w.bersabda: "Ada salah satu di antara para malaikat itu berkata: "Di kalangan orang-orang yang berzikir itu ada seorang yang sebenarnya tidak termasuk golongan mereka; hanyasanya ia datang karena ada sesuatu hajat belaka." Allah berfirman: "Mereka adalah sekawanan sekedudukan dan tidak akan celakalah orang yang suka menemani mereka itu - yakni orang yang pendatang itupun memperoleh pengampunan pula." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mempunyai para malaikat yang berkeliling - di bumi - dan utama-utama keadaannya. Tugas mereka ialah mengikuti majlis-majlis berzikir. Maka apabila mereka menemukan sesuatu majlis yang berisi zikir di dalamnya, merekapun lalu duduk bersama orang-orang yang berzikir itu dan saling berputar menaungi mereka dengan sayap-sayapnya antara satu dengan yang lainnya, sehingga memenuhi tempat yang ada di antara mereka dengan langit dunia. Selanjutnya jikalau orang-orang yang berzikir itu telah berpisah, para malaikat tadi lalu mendaki dan naik ke langit, kemudian Allah 'Azzawajalla bertanya kepada mereka, tetapi Allah sebenarnya lebih mengetahui tentang hal itu: "Dari manakah engkau semua datang?" Mereka menjawab: "Kita semua baru datang dari hamba-hambaMu yang ada di bumi, mereka itu sama bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid serta memohonkan sesuatu padaMu." FirmanNya; "Apakah yang mereka mohonkan padaKu?" Dijawab: "Mereka mohon akan syurgaMu." FirmanNya: "Apakah mereka pernah melihat syurgaKu itu?" Dijawab: "Tidak,ya Tuhan." FirmanNya: "Bagaimana pula sekiranya mereka pernah melihat syurgaKu itu." Para malaikat berkata lagi: "Mereka itu juga memohonkan perlindungan padaMu." FirmanNya: "Dari apakah mereka sama memohonkan perlindungan padaKu?" Dijawab; "Dari nerakaMu, ya Tuhan." FirmanNya: "Apakah mereka pernah melihat nerakaKu itu?" Dijawab: "Tidak pernah." FirmanNya: "Bagaimana pula sekiranya mereka pernah melihat nerakaKu." Para malaikat itu berkata lagi: "Mereka juga memohonkan pengampunan daripadaMu." Allah lalu berfirman: "Sungguh-sungguh Aku telah mengampuni mereka itu, kemudian Aku berikan pula apa-apa yang mereka minta dan Aku berikan perlindungan pula mereka itu dari apa-apa yang mereka mohonkan perlindungannya." Nabi s.a.w. bersabda: "Para malaikat itu berkata: "Ya Tuhan, di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak sekali kesalahannya, ia hanyalah berjalan saja melalui orang-orang yang berzikir tadi lalu duduk bersama mereka." Allah lalu berfirman: "Kepada orang itupun saya berikan pengampunan pula. Mereka adalah kaum yang tidak akan celaka orang yang suka mengawani mereka."

1445. Dari Abu Hurairah dan dari Abu Said radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada sesuatu kaumpun yang duduk-duduk sambil berzikir kepada Allah, melainkan dikelilingi oleh para malaikat dan ditutupi oleh kerahmatan serta turunlah kepada mereka itu ketenangan -dalam hati mereka - dan Allah mengingatkan mereka kepada makhluk-makhluk yang ada di sisinya - yakni disebut-sebutkan hal-ihwal mereka itu di kalangan para malaikat" (Riwayat Muslim)

1446. Dari Abu Waqid al-Harits bin 'Auf r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w., pada suatu ketika sedang duduk dalam masjid beserta orang banyak,tiba-tiba adatiga orang yangdatang. Yang dua orang terus menghadap kepada Rasululah s.a.w. sedang yang seorang lagi lalu pergi. Kedua orang itu berdiri di depan Rasulullah s.a.w. Adapun yang seorang, setelah ia melihat ada tempat yang longgar dalam himpunan majlis itu, lalu terus duduk di situ, sedang yang satu lagi duduk di belakang orang banyak, sedangkan orang ketiga terus menyingkir dan pergi. Setelah Rasulullah s.a.w. selesai - dalam mengamat-amati tiga orang tadi - lalu bersabda: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya memberitahukan perihal tiga orang ini? Adapun yang seorang -yang melihat ada tempat longgar terus duduk di situ, maka ia menempatkan dirinya kepada Allah, kemudian Allah memberikan tempat padanya. Adapun yang lainnya - yang duduk di belakang orang banyak, ia adalah malu - untuk berdesak-desakan dan sikap ini terpuji, maka Allah pun malu padanya, sedangkan yang seorang lagi -yang terus menyingkir, ia memalingkan din, maka Allah juga berpaling dari orang itu." (Muttafaq 'alaih)

1447. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Mu'awiyah r.a. keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dalam masjid, lalu ia berkata: "Apakah yang menyebabkan engkau semua duduk ini?" Orang-orangmenjawab: "Kita duduk untuk berzikir kepada Allah." la berkata lagi: "Apakah, demi Allah, tidak ada yang menyebabkan engkau semua duduk ini melainkan karena berzikir kepada Allah saja?" Mereka menjawab: "Ya, tidak ada yang menyebabkan kita semua duduk ini, kecuali untuk itu." Mu'awiyah lalu berkata: "Sebenarnya saya bukannya meminta sumpah dari engkau semua itu karena sesuatu dugaan yang meragukan terhadap dirimu semua dan tiada seorangpun yang sebagaimana kedudukan saya ini dari Rasulullah s.a.w. yang lebih sedikit Hadisnya daripada saya sendiri -karena sangat berhati-hatinya meriwayatkan Hadis. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pada suatu ketika keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dari kalangan sahabat-sahabatnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Apakah yang menyebabkan engkau semua duduk ini?" Para sahabat menjawab: "Kita duduk untuk berzikir kepada Allah, juga memuji padaNya karena telah menunjukkan kita semua kepada Agama Islam dan mengaruniakan kenikmatan Islam itu pada kita." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Apakah, demi Allah, tidak menyebabkan engkau semua duduk ini melainkan karena itu?" Sesungguhnya saya bukannya meminta sumpah dari engkau semua itu karena sesuatu dugaan yang meragukan terhadap dirimu semua, tetapi Jibril datang padaku dan memberitahukan bahwasanya Allah merasa bangga dengan engkau semua itu kepada malaikat - yakni kebanggaanNya itu ditunjukkan kepada para malaikat." (Riwayat Muslim) Selengkapnya...

Apa Yang Diucapkan Ketika Hendak Tidur Dan Bangun Tidur

1443. Dari Hudzaifah dan Abu Zar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila menempati tempat tidur - yakni hendak tidur, beliau s.a.w. mengucapkan: Bismikallahumma ahya wa amutu - Dengan namaMu ya Allah saya hidup dan mati. Dan apabila beliau s.a.w. bangun dari tidur, lalu mengucapkan: Al-hamdulillahil ladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyur - Segenap puji bagi Allah yang menghidupkan kita - yakni membangunkan dari tidur - sesudah mematikan kita - yakni sehabis kita tidur yang disamakan sebagai mati - dan kepadaNyalah kita kembali." (Riwayat Bukhari) Selengkapnya...

Berzikir Kepada Allah Ta'ala Dengan Berdiri, Duduk, Berbaring, Berhadas, Sedang Junub Dan Haidh

Berzikir Kepada Allah Ta'ala Dengan Berdiri, Duduk, Berbaring, Berhadas, Sedang Junub Dan Haidh, Kecuali Al- Quran, Maka Tidak Halal Bagi Orang Yang Sedang Junub Atau Haidh

Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit-langh dan bumi, perbedaan malam dan siang, itu semua adalah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai pemikiran - yakni suka menggunakan akal fikirannya, yaitu orang-orang yang suka berzikir kepada Allah, baik sedang berdiri, duduk ataupun ketika berbaring pada lambung-lambung mereka." (ali-lmran: 190)

1441. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu berzikir kepada Allah dalam segala keadaannya." (Riwayat Muslim)

1442. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Andaikata seseorang di antara engkau semua itu ketika mendatangi isterinya - hendak bersetubuh dengannya - lalu mengucapkan dulu: Bismillah Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana ma razaqtana - Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syaitan dari kita dan jauhkan pula syaitan itu dari anak yang akan Engkau rezekikan pada kita,kemudian ditakdirkan akan ada seorang anak di antara kedua suami-isteri itu, tentulah syaitan tidak akan dapat membuat bahaya pada anak itu." (Muttafaq 'alaih) Selengkapnya...

KITAB BERBAGAI ZIKIR

Keutamaan Zikir Dan Anjuran Mengerjakannya

Allah Ta'ala berfirman: "Dan niscayalah berzikir kepada Allah itu adalah lebih besar -keutamaannya." (al-'Ankabut: 45)
Allah Ta'ala juga berfirman: "Maka berzikirlah engkau semua kepadaKu, tentu Aku akan ingat padamu semua." (al-Baqarah: 152)
Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan takut dan bukan dengan suara keras, di waktu pagi dan petang dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai" (al-A'raf: 205)
Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan berzikirlah engkau semua kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, supaya engkau semua berbahagia." (al-Jumu'ah: 10) Allah Ta'ala juga berfirman: "Sesungguhnya orang-orang Islam, lelaki dan perempuan," sampai kepada firman Allah Ta'ala: "Dan orang-orang'ya ng berzikir kepada Allah, lelaki dan perempuan dengan sebanyak-banyaknya, maka Allah menyediakan kepada mereka itu pengampunan serta pahala yang besar." (al-Ahzab: 35) Allah Ta'ala berfirman lagi: "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya dan Maha Sucikanlah Allah itu di waktu pagi dan sore," sampai akhir ayat. (al-Ahzab: 41-42)
Ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali dan dapat dimaklumi.

1405. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada dua kalimat yang ringan pada lisan - yakni mudah diucapkan, tetapi berat sekali dalam timbangan - di akhirat, dicintai oleh Allah Maria Pengasih, yaitu Subhanallah wa bihamdih dan Subhanallabil 'azhim." Artinya: Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya dan Maha Suci Allah yang Maha Agung. (Muttafaq 'alaih)

1406. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Niscayalah kalau saya mengucapkan: Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar -Maha Suci Allah, segenap puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar, maka itu adalah lebih saya sukai daripada apa saja yang matahari terbit atasnya - yakni lebih disukai dari dunia dan seisinya ini." (Riwayat Muslim)

1407. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, labul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir - Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya adalah semua kerajaan dan puji-pujian dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala scsuatu, dalam sehari seratus kali, maka ia memperoleh pahala yang menyamai dengan memerdekakan sepuluh orang hambasahaya, juga untuknya dicatatlah sebanyak seratus kebaikan dan dihapuskanlah dari dirinya sebanyak seratus keburukan, juga ia dapat memperoleh perjagaan dari godaan syaitan pada harinya itu sampai waktu sore. Tiada seorangpun yang dapat memperoleh sesuatu yang lebih utama dari apa yang dilakukan oleh orang di atas itu, melainkan seseorang yang mengerjakan lebih banyak dari itu." Beliau s.a.w. selanjutnya bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya, dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dihapuskanlah dari dirinya Semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun kesalahan-kesalahannya itu banyaknya seperti buih lautan." (Muttafaq 'alaih)

1408. Dari Abu Ayyub al-Anshari r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa mengucapkan: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir -artinya lihat Hadis no. 1407, sebanyak sepuluh kali, maka ia adalah sebagaimana seseorang yang memerdekakan empat jiwa dari keturunan Ismail." (Muttafaq 'alaih)

1409. Dari Abu Zar r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu perihal ucapan yang paling dicintai oleh Allah? Sesungguhnya ucapan yang paling dicintai oleh Allah ialah Subhanallah wa bihamdih." (Riwayat Muslim)
1410. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bersuci itu adalah separuh keimanan, bacaan Alhamdulillah itu adalah memenuhi beratnya timbangan - di akhirat, sedang Subhanallah dan Alhamdulillah itu memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi." (Riwayat Muslim)

1411. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Ada seorang A'rab- penghuni pedalaman negeri Arab - datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu berkata: "Ajarkanlah kepada saya sesuatu ucapan yang baik saya ucapkan!" Beliau s.a.w. bersabda: "Katakanlah: La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, Allahu Akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanaliahi rabbil 'alamin wa la haula wa la quwwata illa billahil 'azizil hakim." Artinya:Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Allah adalah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah yang menguasai seluruh alam dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Mulia lagi Bijaksana. Orang A'rab tadi lalu berkata: "Itu semua adalah untuk memuji Tuhanku. Lalu manakah yang untuk kepentinganku?" Beliau s.a.w. bersabda: "Katakanlah: Allahummaghfir li warhamni wahdini warzuqni" - Ya Allah, berilah pengampunan pada saya, berilah kerahmatan, juga petunjuk dan rezeki kepada saya. (Riwayat Muslim)

1412. Dari Tsauban r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari sembahyangnya, beliau s.a.w. lalu mengucapkan istighfar "' yakni Astaghfirullah, artinya: Saya mohon ampun kepada Allah, sebanyak tiga kali, kemudian mengucapkan: Allahumma antas salam, wa minkas salam, tabarakta ya Dzaljalali wal- ikram." Ya Allah, Engkau adalah Maha Menyelamatkan, daripadaMulah datangnya keselamatan, Engkau Maha Tinggi, hai Zat yang memiliki keperkasaan dan kemuliaan. Kepada al-Auza'i ditanyakan-dan ini adalah salah seorang yang meriwayatkan Hadis: "Bagaimanakah ucapan istighfar itu?" la menjawab: "Orang yang beristighfar itu supaya mengucapkan: Astaghfirullah, astaghfirullah." (Riwayat Muslim)

1413. Dari Almughirah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalat dan telah bersalam, lalu mengucapkan: La ilaha illalahu wahdahu la syarikatah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir - artinya lihat Hadis no. 1407.
Allahumma la mani'a lima a'thaita wa la mu'thia lima mana'ta wa la yanfa'u dzaljaddi minkal jaddu - Ya Allah, tiada yang kuasa menolak terhadap apa saja yang Engkau berikan dan tiada yang kuasa memberi terhadap apa saja yang Engkau tolak dan tiada akan memberikan kemanfaatan kekayaan itu kepada orang yang me-milikinya daripada siksaMu. (Muttafaq 'alaih)

1414. Dari Abdullah bin az-Zubair radhiallahu 'Anhuma bahwasanya ia mengucapkan setiap selesai mengerjakan shalat dan bersalam: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir- artinya lihat Hadis no. 1407. Lahaula wa la quwwata illabillah - Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah. La ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu, lahun ni'mati wa lahut stsana-ul hasan. La ilaha illallahu mukhlishina lahuddina wa Iau karihal kafirun. Tiada Tuhan melainkan Allah dan kita tidak menyembah selain daripadaNya. BagiNyalah segala kenikmatan dan keutamaan bagi-Nya pula puji-pujian yang baik. Tiada Tuhan melainkan Allah, kita berikhlas hati menjalankan agama untukNya, sekalipun orang-orang kafir sama membenci. Abdullah bin az-Zubair berkata: "Rasulullah s.a.w. bertahlil dengan yang tersebut di atas itu sehabis setiap bersembahyang." (Riwayat Muslim)

1415. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya kaum fakir dari golongan para sahabat Muhajirin mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu berkata: "Orang-orang yang memiliki harta banyak itu sama pergi -yakni meninggal dunia - dengan membawa derajat yang tinggi-tinggi dan kenikmatan yang kekal. Sebabnya ialah karena mereka bersembahyang sebagaimana kita bersembahyang, mereka ber-puasa sebagaimana kita berpuasa, lagi mereka mempunyai ke- lebihan dari harta-harta mereka dan dapat mereka gunakan untuk beribadat haji, berumrah, berjihad serta bersedekah." Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Tidakkah engkau semua suka kalau saya ajarkan kepadamu semua sesuatu yang dengannya itu engkau semua dapat mencapai pahala orang yang telah mendahuluimu dan dapat men-dahului orang yang sesudahmu. Juga tiada seorangpun yang lebih utama pahalanya daripadamu semua, selain orang yang mengerjakan sebagaimana yang engkau kerjakan itu?" Mereka menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau semua membaca tasbih, tahmid dan takbir sehabis shalat - wajib -sebanyak tigapuluh tiga kali masing-masing." Abu Shalih yang meriwayatkan Hadis ini dari Abu Hurairah, ketika ditanya bagaimana cara menyebutkan tasbih, tahmid dan takbir itu, lalu menjawab: "Orang yang berzikir itu supaya me-ngucapkan: "Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar - Maha Suci Allah dan segenap puji bagi Allah dan Allah adalah Maha Besar." Sehingga jumlah semuanya itu ada tigapuluh tiga kali. (Muttafaq *a!alh) Imam Muslim menambahkan dalam riwayatnya: "Lalu kembalilah kaum fakir dari golongan sahabat Muhajirin itu kepada Rasulullah s.a.w. lalu mereka berkata: "Saudara-saudara kita yakni orang-orang yang berharta sudah sama mendengar apa yang kita kerjakan ini, kemudian merekapun mengerjakan seperti itu pula." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Yang sedemikian itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada orang yang di- kehendaki." Addutsur adalah jamaknya datsrun dengan fathahnya dal dan saknahnya tsa' yang bertitik tiga, artinya ialah harta yang banyak.

1416. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bersembahyang - wajib - sebanyak tigapuluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tigapuluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tigapuluh tiga kali dan untuk menyempurna-kan keseratusnya ia membaca: La iiaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir - artinya lihatlah dalam Hadis no. 1407, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya,sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan." (Riwayat Muslim)

1417. Dari Ka'ab bin 'Ujrah r.a. dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: "Beberapa penghujung yang tidak akan rugilah orang yang mengucapkannya atau yang mengerjakannya sehabis setiap shalat yang diwajibkan, yaitu tigapuluh tiga kali bacaan tasbih, tigapuluh tiga kali bacaan tahmid dan tigapuluh empat kali bacaan takbir." (Riwayat Muslim)

1418. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu berta'awwudz - yakni berdoa untuk mohon perlindungan -pada setiap selesai shalat dengan kalimat-kalimat ini - yang artinya -Ya Allah, saya mohon perlindungan kepadaMu daripada licik dan kikir, saya mohon perlindungan pula padaMu kalau saya sampai dikembalikan kepada serendah-rendahnya usia - yakni usia ter-lampau tua, juga saya mohon perlindungan padaMu daripada fitnah dunia serta saya mohon perlindungan padaMu daripada fitnah kubur." (Riwayat Bukhari)

1419. Dari Mu'az r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya dan berkata: "Hai Mu'az, demi Allah, sesungguhnya saya ini mencintaimu." Beliau s.a.w. lalu melanjutkan sabdanya: "Saya berwasiat padamu, hai Mu'az, janganlah sekali-kali engkau meninggalkan setiap selesai bersembahyang mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, berilah saya pertolongan untuk tetap berzikir kepadaMu, serta bersyukur kepadaMu dan beribadat secara baik kepadaMu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih

1420. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang di antara engkau semua bertasyahhud - yaitu mengucapkan bacaan Attahiyyat dan seterusnya, maka pada penghabisannya hendaklah mohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara. Maka supaya ia mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah,sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah di waktu hidup dan setelah mati dan pula dari kejahatan fitnahnya Dajjal yang mengembara." (Riwayat Muslim)

1421. Dari Ali r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila berdiri mengerjakan shalat, maka salah satu dari yang terakhir sekali beliau ucapkan antara tasyahhud dan salam, yaitu bacaan - yang artinya: "Ya Allah, ampunilah saya dosa-dosa yang lampau dan yang akan datang, juga yang saya sembunyikan serta yang saya tampakkan, bahkan juga yang saya perlebih-lebihkan dan dosa yang Engkau adalah lebih mengetahui daripada saya sendiri. Engkau adalah Maha Mendahulukan serta Maha Mengakhirkan, tiada Tuhan melainkan Engkau." (Riwayat Muslim)

1422. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. itu memperbanyak dalam mengucapkan ketika ruku' dan sujudnya, yaitu
Subhanakallahumma rabbana wa bihamdikallahummaghfirli -Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kita dan dengan mengucapkan puji-pujian padaMu, ya Allah berilah pengampunan padaku." (Muttafaq 'alaih)

1423. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan dalam ruku' dan sujudnya: "Subbuhun quddusun Rabbul malaikati warruh - Maha Suci dan Maha Bersih, yaitu Tuhan semua malaikat serta Jibril." (Riwayat Muslim)

1424. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adapun ketika ruku' maka Maha Agungkanlah Tuhan di dalamnya, sedang ketika sujud, maka giatlah dalam berdoa, sebab nyata engkau semua akan dikabulkan doamu semua itu." (Riwayat Muslim)

1425. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sedekat-dekat keadaan seseorang hamba dari Tuhannya ialah di waktu ia sedang bersujud, maka perbanyakkanlah berdoa dalam sujud itu." (Riwayat Muslim)

1426. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan dalam sujudnya: Allahummaghfir li dzanbi kullahu, diqqabu wa jillahu wa awwalahu wa akhirahu wa 'alaniatahu wa sirrabu - ya Allah, berilah pengampunan padaku akan semua dosaku, yang kecil dan yang besar, yang permulaan dan yang penghabisan, yang terang-terangan dan yang rahasia." (Riwayat Muslim)


1427. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Pada suatu malam saya kehilangan Nabi s.a.w., lalu saya selidiki,tiba-tiba beliau s.a.w. sedang melakukan ruku' atau sujud dan di situ beliau mengucapkan: Subhanaka wa bihamdika la ilaha ilia anta - Maha Suci Engkau dan dengan mengucapkan puji- pujian padaMu, tiada Tuhan melainkan Engkau." Dalam riwayat lain disebutkan: "Lalu jatuhlah tanganku -Aisyah- pada kedua tapak kakinya yang bagian dalam dan beliau sedang ada di dalam masjid, sedang kedua tapak kaki itu didirikan. Diwaktu itu beliau s.a.w. mengucapkan - yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan dengan keridhaanMu daripada kemurkaanMu dan dengan pengampunanMu dari siksaanMu. ]uga saya mohon perlindungan padaMu, saya tidak menghitung- hitungkan pujian atasMu. Engkau adalah sebagaimana yang Engkau pujikan pada diriMu sendiri. (Riwayat Muslim)

1428. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Kita semua berada di sisi Rasulullah s.a.w., lalu beliau bersabda: "Adakah seseorang di antara engkau semua itu tidak kuasa mencari seribu kebaikan dalam setiap harinya?" Kemudian ada seorang dari golongan yang duduk-duduk di waktu itu bertanya pada beliau s.a.w.: "Bagaimanakah caranya mencari seribu kebaikan itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Hendaknya orang - yang ingin mendapat seribu kebaikan dalam sehari itu - tadi membaca tasbih seratus kali, maka untuknya dicatatlah sebanyak seribu kebaikan atau dihapuskanlah dari dirinya seribu kesalahan." (Riwayat Muslim) Al-Humaidi berkata: "Demikianlah yang disebutkan dalam kitab Muslim yakni dengan kata-kata: "Au yuhaththu" - artinya: atau dihapuskan. Al-Barqani berkata: "Hadis ini dtriwayatkan oleh Syu'bah dan juga Abu 'Awanah dan Yahya al-Qaththan dari Musa yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari arahnya itu. Mereka mengatakan: Wa yuhaththu - artinya: dan dihapuskan, tanpa kata: "Alfin - yakni seribu."

1429. Dari Abu Zar r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Atas setiap ruas tulang dari seseorang di antara engkau semua itu pada setiap paginya harus ada masing-masing sedekahnya. Maka setiap sekali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahmid adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahlil adalah sedekah, setiap sekali bacaan takbir adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan juga sedekah, mencegah dari kemungkaran juga sedekah dan keseluruhannya itu dapat dicukupi oleh dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang itu dari shalat Dhuha." (Riwayat Muslim)

1430. Dari Ummul mu'minin yaitu Juwairiyah binti al-Harits radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. keluar dari rumahnya pada pagi hari ketika bersembahyang Subuh. Waktu itu Juwairiyah ada di dalam masjidnya. Kemudian beliau s.a.w. kembali setelah melakukan shalat Dhuha, sedangkan Juwairiyah duduk. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Engkau masih tetap dalam keadaan di waktu tadi saya tinggalkan." Juwairiyah menjawab: "Ya." Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Saya telah mengucapkan setelah meninggalkan engkau tadi empat macam kalimat, sebanyak tiga kali, andaikata kalimat-kalimat itu ditimbang dengan kalimat-kalimat yang engkau ucapkan sejak hari ini tadi, niscaya kalimat-kalimat yang saya ucapkan itu menang daripada yang engkau ucapkan. Kalimat-kalimat itu ialah: "Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi wa ridba nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kaiimatibi - Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya, sebanyak hitungan makhluk- Nya, sesuai dengan keridhaan ZatNya, seberat timbangan 'arasyNya dan sepanjang beberapa kalimatNya." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Subhanallah 'adada khalqihi. Subhanalfah ridha nafsihi. Subhanallah zinata 'arsyihi. Subbanallah midada kalimatihi." Dalam riwayat Imam Termidzi disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau suka kalau saya ajari beberapa kalimat yang baik engkau membacanya, yaitu: Subhanallah 'adada khalqihi, tiga kali; Subhanallah ridha nafsihi, tiga kali; Subhanatlah zinata 'arsyihi, tiga kali; Subhanallah midada kalimatihi, tiga kali."

1431. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. dari Nabi s.a.w,, sabdanya: "Perumpamaan orang yang berzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berzikir kepadaNya ialah seperti orang yang hidup dan orang yang mati." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, yaitu sabda Nabi s.a.w. "Perumpamaan rumah yang di dalamnya digunakan untuk berzikir kepada Allah dan rumah yang tidak digunakan untuk berzikir kepada Allah adalah seperti benda yang hidup dan benda yang mati."

1432. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis qudsi: "Aku adalah menurut sangkaan - keyakinan - hambaKu kepadaKu. Aku adalah beserta hambaKu itu apabila ia berzikir - ingat - kepadaKu. Maka jikalau ia berzikir kepadaKu dalam dirinya, maka Akupun ingat padanya dalam diriKu dan jikalau ia berzikir kepadaKu di kalangan orang banyak, maka Aku ingat pada orang itu di kalangan makhluk yang lebih baik dari mereka itu - yakni di kalangan para malaikat." (Muttafaq 'alaih)

1433. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Telah dahululah orang-orang yang menyendiri." Para sahabat bertanya: "Siapakah orang-orang yang menyendiri itu, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Mereka itu ialah yang sama berzikir kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, baik lelaki ataupun perempuan." (Riwayat Muslim) Maksudnya: Menyendiri dalam ingatnya kepada Allah di waktu orang- orang lain tidak mengingat kepadaNya. Inilah yang lebih dahulu memperoleh keridhaan Allah Ta'ala. Diriwayatkan Almufarridun dengan tasydidnya ra' dan ada yang meriwayatkan dengan takhfifnya - yakni ra'nya tanpa syaddah lalu dibaca mufridun. Tetapi yang masyhur yang dikatakan oleh Jumhur Ulama ialah dengan tasydid. 1434. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama zikir ialah lafaz La ilaha illallah." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1435. Dari Abdullah bin Busr r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata:"Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak-yakni hukum- hukumnya sudah lengkap-atas diriku, maka beritahukanlah kepada saya
akan sesuatu yang saya dapat ber-pegang padanya." Beliau s.a.w. bersabda: "Supaya lisanmu itu senantiasa basah dengan berzikir kepada Allah." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1436. Dari Jabir r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih, maka ditanamlah untuknya sebatang pohon kurma dalam syurga." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1437. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya bertemu Nabi Ibrahim a.s., pada malam saya diisra'kan, lalu beliau berkata: "Hai Muhammad, sampaikanlah salam saya kepada ummatmu dan beritahukanlah kepada mereka bahwasanya syurga itu bagus tanahnya, tawar airnya dan bahwasanya ia adalah merupakan tanah datar yang rata dan benih tanaman syurga itu ialah: Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu Akbar." Diriwayatkan oleh I mam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1438. Dari Abuddarda' r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu semua akan sebaik-baik amalanmu, juga seindah-indahnya bagi Tuhan yang Maha Merajaimu semua, serta yang tertinggi dalam derajat-derajatmu semua, bahkan lebih baik
untukmu semua dari-pada menafkahkan emas dan perak, juga lebih baik untukmu semua daripada engkau semua bertemu dengan musuhmu lalu engkau tebas leher-leher mereka itu dan merekapun menebas leher-lehermu semua?" Para sahabat berkata: "Baiklah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu berzikir kepada Allah Ta'ala." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi. Imam Hakim, Abu Abdillah mengatakan bahwa isnad Hadis ini adalah shahih.

1439. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. bahwasanya ia bersama Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat seorang wanita dan di mukanya ada beberapa biji atau beberapa kerikil - batu-batu kecil - yang digunakan untuk menghitung tasbihnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau suka kalau saya memberitahukan padamu tentang sesuatu yang lebih mudah untukmu daripada ini dan bahkan lebih utama?" Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu suatu bacaan - yang artinya: Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa- apa yang diciptakan olehNya di langit. Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang diciptakan olehNya di bumi. Juga Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang ada di antara langit dan bumi. Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang diciptakan olehNya. Allah adalah Maha Besar sebanyak seperti itu pula.segenap puji bagi Allah sebanyak seperti itu pula. Tiada Tuhan melainkan Allah sebanyak seperti itu pula dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah sebanyak seperti itu pula." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1440. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah sa..w. bersabda kepadaku: "Tidakkah engkau suka kalau saya tunjukkan kepadamu pada sesuatu gedung simpanan dari beberapa gedung simpanan syurga?" Saya - Abu Musa - berkata: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu ucapan: La haula wala quwwata ilia billah -Tiada daya dan tiada kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah." (Muttafaq 'alaih) Selengkapnya...

KITAB SHALAWAT KEPADA RASULULLAH SAW

Bacaan Shalawat Kepada Rasulullah s.a.w.

Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya menyampaikan
shalawatnya kepada Nabi - yakni Nabi Muhammad. Hai orang-orang yang
beriman, ucapkanlah shalawat dan salam dengan sebenar-benarnya salam
kepada Nabi itu." (al-Ahzab: 56)

1394. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma
bahwasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w, bersabda:
"Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku sekali shalawat, maka
Allah akan memberikan kerahmatan padanya sepuluh kali dengan
sebab sekali shalawat tadi." (Riwayat Muslim)
1395. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Seutama-utama manusia bagiku pada hari kiamat ialah orang yang
terbanyak bacaan shalawatnya padaku," yakni lebih diutamakan oleh beliau
s.a.w. untuk dapat memperoleh syafaatnya dan dapat kedudukan yang
terdekat dengannya.
Diriwayatkanoleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan.

1396. Dari Aus bin Aus r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama sekalti ialah hari
Jum'at, maka perbanyakkanlah membaca shalawat padaku pada hari itu, sebab
sesungguhnya bacaan shalawatmu itu ditunjukkan kepadaku."
Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah shalawat kita semua itu
dapat ditunjukkan kepada Tuan, sedangkan Tuan sudah hancur tubuhnya?"
Dalam sebagian riwayat disebutkan: dengan kata-kata: "Sedangkan Tuan telah
rusak tubuhnya?" Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya Allah
mengharamkan pada tanah untuk makan tubuhnya sekalian Nabi."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.
1397. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Terkena debulah hidung seseorang - yakni amat hina sekali seseorang -
yang di waktu nama saya disebutkan di sisinya, tetapi ia tidak suka membaca
shalawat padaku."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan.

1398. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah engkau semua membuat kuburku itu sebagai hari raya - yakni
untuk tempat berkumpul-kumpul guna bersenang-senang. Bacalah shalawat

padaku karena sesungguhnya bacaan shalawatmu semua itu dapat sampai
padaku, di mana saja engkau semua berada."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1399. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w.

bersabda:
"Tiada seorangpun yang memberi salam padaku, melainkan Allah
mengembalikan ruhku, sehingga saya dapat rnenjawab salam orang itu."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.
1400. Dari Ali r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang kikir ialah
orang yang apabila namaku disebut disisinya ia tidak suka membaca
shalawat padaku."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini
adalah Hadis shahih.

1401. Dari Fadhalah bin 'Ubaid r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah
mendengar seseorang yang berdoa dalam shalatnya, tetapi ia tidak
mengucapkan puji-pujian kepada Allah Ta'ala dan tidak pula membaca
shalawat pada Nabi s.a.w., lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tergesa-gesa sekali
orang ini," kemudian orang itu dipanggilnya. Nabi s.a.w. lalu bersabda pada
orang itu atau pada orang lain juga: "Jikalau seseorang di antara engkau semua
hendak berdoa, maka hendaklah memulai dengan mengucapkan puji-pujian

kepada Tuhannya yang Maha Suci serta puja-pujaan padaNya, selanjutnya
membaca shalawat kepada Nabi s.a.w., seterusnya bolehlah ia berdoa dengan
apa yang dikehendaki olehnya."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.

1402. Dari Abu Muhammad,yaitu Ka'ab bin 'Ujrah r.a., katanya: "Nabi s.a.w.
keluar pada kita, lalu kita berkata: "Ya Rasulullah, kita semua telah mengerti
bagaimana cara bersalam kepada Tuan, tetapi bagaimanakah cara kita kalau
membaca shalawat kepada Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda:
"Ucapkanlah:
"Alhhumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala
ali Ibrahim, innaka hamidum majid.
Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama barakta 'ala ali
Ibrahim, innaka hamidum majid."
Artinya:
Ya Allah, berikanlah tambahan kerahmatan pada Muhammad dan pada
keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan tambahan
kerahmatan pada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha
Terpuji lagi Termulia.
Ya Allah, berikanlah tambahan keberkahan pada Muhammad dan pada
keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah menambahkan keberkahan
pada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi
Termulia. (Muttafaq 'alaih)

1403. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. datang
kepada kita dan kita semua sedang dalam majlisnya Sa'ad bin 'Ubadah, lalu
Basyir bin Sa'ad berkata kepada beliau s.a.w.: "Allah menyuruh kita supaya
kita membaca shalawat kepada Tuan, ya Rasulullah, maka bagaimanakah cara
kita mengucapkan shalawat kepada Tuan itu?" Rasulullah s.a.w. lalu diam,
sehingga kita semua mengharapkan, alangkah baiknya kalau tadi-tadi Basyir
tidak bertanya kepada beliau tentang hal itu. Kemudian Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Ucapkanlah:
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad. Kama shailaita 'ala
Ibrahim.
Wabarik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad. Kamabarakta 'ala ali Ibrahim.
Innaka hamidum majid.
Artinya periksa dalam Hadis no. 1402 di atas. Adapun tentang salam, maka
sebagaimana yang engkau semua sudah diajari." (Riwayat Muslim)

1404. Dari Abu Humaid as-Sa'idi r.a., katanya: "Para sahabat berkata: "Ya
Rasulullah, bagaimanakah cara kita mengucapkan shalawat kepada Tuan?"
Beliau s.a.w. bersabda;
"Ucapkanlah:
Allahumma shalli 'ala Muhammad, wa 'ala azwajihi wa dzurriyyatihi. Kama
shailaita 'ala Ibrahim.
Wa barik 'ala Muhammad, wa 'ala azwajihi wa dzurriyyatihi. Kama barakta 'ala
Ibrahim.
Innaka hamidum majid."

Ya Allah, berikanlah tambahan kerahmatan pada Muhammad dan pada
isteri-isteri dan keturunan-keturunannya. Sebagaimana Engkau telah
memberikan tambahan kerahmatan pada Ibrahim.
Dan berikanlah tarnbahan keberkahan pada Muhammad dan pada isteri-
isteri dan keturunan-keturunannya. Sebagaimana Engkau telah menambahkan
keberkahan pada Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi
Termulia. (Muttafaq 'alaih) Selengkapnya...

KITAB MEMUJI DAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH TA'ALA

Memuji Dan Bersyukur Kepada Allah

Ta'ala Allah Ta'ala berfirman:
"Maka Ingatlah olehmu semua akan Daku, niscayalah Aku ingat padamu semua dan
bersyukurlab pula kepadaKu dan jangan kafir padaKu," yakni: menutupi kenikmatan-
kenikmatan yang telah dikaruniakan." (al-Baqarah: 152)
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Niscayalah jikalau engkau semua bersyukur padaKu, pastilah Aku akan menambahkan - kenikmatan itu - padamu semua." (Ibrahim: 7)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
Katakanlah: "Segala puji-pujian itu adalah bagi Allah."(al-lsra': 111)
Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan akhir doa mereka - dalam syurga - ialah
bahwa segenap puji-pujian itu adalah bagi Allah yang Maha Menguasai seluruh alam
ini." (Yunus: 10)
1390. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya "Nabi s.a.w. pada malam beliau
diisra'kan, beliau diberi dua buah gelas yang masing-masing berisi arak dan
susu. Beliau s.a.w. melihat keduanya itu, lalu mengambil yang berisikan susu.
Jibril a.s. berkata: "Alhamdulillah -yakni segenap puji-pujian bagi Allah - yang
telah memberikan petunjuk kepada Tuan kepada kefithrahan ini - kefithrahan
yakni kemurnian sejak manusia dilahirkan yakni Agama Islam. Andaikata Tuan
mengambil arak, niscayalah ummat Tuan sesat semuanya." (Riwayat Muslim)

1391. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya:
"Segala perkara yang mempunyai kepentingan - menurutsyara' - yang tidak
dimulai melakukannya dengan ucapan Alhamdulillah, maka perkara itu
menjadi kurang keberkahannya."

Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan lain-lainnya.

1392. Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila anak seseorang hamba itu meninggal dunia, maka
berfirmanlah Allah kepada para malaikatNya: "Apakah engkau semua
sudah mencabut ruhnya anak hambaKu." Mereka men-jawab: "Ya."
Allah berfirman lagi: "Apakah engkau semua sudah mengambil buah
hatinya." Mereka menjawab: "Ya." Allah berfirman lagi: "Kemudian
bagaimanakah ucapan hambaKu itu." Mereka menjawab: "la memuji
kepadaMu serta mengucapkan istirja'," yaitu Inna lillahi wa inna ilaihi
raji'un, artinya: Sesungguh-nya kita semua ini adalah milik Allah dan
kita semua tentu kembali kepadaNya. Allah Ta'ala lalu berfirman:
"Dirikanlah untuk hambaKu itu sebuah rumah dalam syurga dan
namakanlah rumah itu dengan sebutan: Baitulhamd - yakni Rumah
Pujian."
Diriwayatkanoleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini
adalah Hadis hasan.

1393. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah itu niscayalah ridha kepada seseorang hamba
yang makan sekali makanan lalu ia memuji kepada Allah atas makanan itu

serta ia minum sekali minuman lalu memuji kepada Allah atas minuman itu."

(Riwayat Muslim) Selengkapnya...

KITAB ILMU

llmu Pengetahuan
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku." (Thaha: 114)
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Katakanlah: "Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui - yakni berilmu
- dan orang-orang yang tidak mengetahui - yakni tidak berilmu." (az-Zumar: 9)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari engkau semua dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat." (al-Mujadalah: 11)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Hanyasanya yang takut kepada Allah dari kalangan hamba-

hambaNya itu ialah para alim-ulama."
1373. Dari Mu'awiyah r.a.,katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk memperoleh kebaikan,
maka Allah membuat ia menjadi pandai dalam hal keagamaan." (Muttafaq 'alaih)

1374. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada kehasudan yang dibolehkan melainkan dalam dua macam
perkara, yaitu: seseorang yang dikaruniai oleh Allah akan harta, kemudian ia
mempergunakan untuk menafkahkannya itu guna apa-apa yang hak -
kebenaran - dan seseorang yang dikaruniai ilmu pengetahuan oleh Allah,
kemudian ia memberikan keputusan dengan ilmunya itu - antara dua orang
atau dua golongan yang berselisih - serta mengajarkan ilmunya itu pula."
(Muttafaq 'alaih)
Artinya ialah bahwa seseorang itu tidak patut dihasudi atau diiri kecuali
dalam salah satu dari kedua perkara di atas itu untuk ditiru dan diamalkan
seperti orang tersebut.
Yang dimaksudkan dengan Alhasad ialah ghibthah yaitu mengharapkan
seperti yang ada pada orang lain.

1375. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Perumpamaan dari
petunjuk dan ilmu yang dengannya saya diutus oleh Allah itu adalah seperti
hujan yang mengenai bumi. Di antara bumi itu ada bagian yang baik, yaitu
dapat menerima air, kemudian dapat pula menumbuhkan rumput dan
lalang yang banyak sekali, menahan masuknya air dan selanjutnya dengan air
yang bertahan itu Allah lalu memberikan kemanfaatan kepada para manusia,
karena mereka dapat minum daripadanya, dapat menyiram dan bercucuk
tanam. Ada pula hujan itu mengenai bagian bumi yang lain, yang ini hanyalah
merupakan tanah rata lagi licin. Bagian bumi ini tentulah tidak dapat menahan
air dan tidak pula dapat menumbuhkan rumput. Jadi yang sedemikian itu
adalah contohnya orang pandai dalam agama Allah dan petunjuk serta ilmu
yang dengannya itu saya diutus, dapat pula memberikan kemanfaatan kepada
orang tadi, maka orang itupun mengetahuinya - mempelajarinya, kemudian

mengajarkannya - yang ini diumpamakan bumi yang dapat menerima air
atau dapat menahan air, dan itu puIalah contohnya orang yang tidak suka
mengangkat kepala untuk menerima petunjuk dan ilmu tersebut. Jadi ia
enggan menerima petunjuk Allah yang dengannya itu saya dirasulkan - ini
contohnya bumi yang rata serta licin." (Muttafaq 'alaih)

1376. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda kepada Ali r.a.:
"Demi Allah, niscayalah andaikata Allah memberikan petunjuk kepada
seseorang lelaki dengan perantaraan usahamu, maka hal itu adalah lebih baik
daripada unta-unta yang merah-merah," sebagai kiasan hartabenda yang paling
dicintai oleh bangsa Arab. (Muttafaq 'alaih)

1377. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma
bahwasanya Nabi s.a.w. bersaba:

"Sampaikanlah - kepada orang lain - ajaran yang berasal daripadaku,
sekalipun hanya seayat belaka. Percakapkanlah tentang kaum Bani Israil - yakni
kaum Yahudi - dan tidak ada halangan apapun. Dan barangsiapa yang berdusta
atas diriku dengan sengaja maka baiklah ia menempati tempat duduknya dari
neraka." (Riwayat Bukhari)

1378. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu
pengetahuan di situ, maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan
untuk menuju ke syurga." (Riwayat Muslim)
1379. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk - yakni kebenaran, maka
baginya adalah pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak
dikurangi sedikitpun dari pahala mereka itu." (Riwayat Muslim)

1380. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila anak Adam - yakni manusia - meninggal dunia, maka putuslah
amalannya - yakni tidak dapat menambah pahalanya lagi, melainkan dari
tiga macam perkara, yaitu sedekah jariah atau ilmu yang dapat diambil
kemanfaatannya atau anak yang shalih yang suka mendoakan untuknya."
(Riwayat Muslim)

1381. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda:
"Dunia ini adalah terlaknat, terlaknat pula apa-apa yang ada di atasnya,
melainkan berzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang
yang alim serta orang yang menuntut ilmu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi
dan ia mengatakan bahwa itu adalah Hadis hasan.
Sabda Nabi s.a.w.: "Wa maa walah" artinya: Dan apa-apa yang
menyamainya, ialah taat atau melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala.

1382. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa
keluar untuk menuntut ilmu, maka ia dianggap
sebagai orang yang berjihad fi-sabilillah sehingga ia kembafi."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini

adalah Hadis hasan.
1383. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya:
"Tiada sekali-kali akan kenyanglah seseorang mu'min itu dari kebaikan,
sehingga penghabisannya nanti adalah syurga."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan.

1384. Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat ialah seperti
keutamaanku atas orang yang terendah di antara engkau semua."
"Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga para penghuni langit dan
bumi, sampaipun semut yang ada di dalam liangnya, bahkan sampaipun ikan
yu, niscayalah semua itu menyampaikan kerahmatan kepada orang-orang
yang mengajarkan kebaikan kepada para manusia."
Adapun yang selain Allah ialah memohonkan agar orang-orang yang
mengajar kebaikan itu diberi kerahmatan oleh Allah.
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan.

1385. Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari sesuatu ilmu pengetahuan
di situ, maka Allah akan memudahkan untuknya suatu jalan untuk menuju
syurga, dan sesungguhnya para malaikat itu niscayalah meletakkan sayap-
sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu itu, karena ridha sekali dengan
apa yang dilakukan oleh orang itu. Sesungguhnya orang alim itu niscayalah
dimohonkan pengampunan untuknya oleh semua penghuni di langit dan
penghuni-penghuni di bumi, sampaipun ikan-ikan yu yang ada di dalam air.
Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat itu adalah seperti
keutamaan bulan atas bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para alim
ulama adalah pewarisnya para Nabi, se-sungguhnya para Nabi itu tidak
mewariskan dinar ataupun dirham, hanyasanya mereka itu mewariskan ilmu.
Maka barangsiapa dapat mengambil ilmu itu, maka ia telah mengambil dengan
bagian yang banyak sekali." (Riwayat Abu Dawud dan Termidzi)

1386. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang yang mendengarkan
sesuatu ucapan dari kami - yakni dari Nabi s.a.w. - lalu ia menyampaikannya
sebagaimana yang didengar olehnya. Maka banyak sekali orang yang diberi
berita itu lebih dapat mengingat-ingat - yakni lebih memperhatikan -
daripada orang yang men-dengarnya sendiri?"
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis
hasan shahih.

1387. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Barangsiapa yang ditanya mengenai sesuatu ilmu, lalu ia menyimpannya -
yakni tidak suka menerangkan yang benar, maka ia akan diberi kendali - di
mulutnya - besok pada hari kiamat dengan kendali dari neraka."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
1388. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan dari golongan
ilmu yang semestinya untuk digunakan mencari keridhaan Allah
'Azzawajalla, tetapi ia mempelajarinya itu tiada lain maksunnya, kecuali
hendak memperoleh sesuatu tujuan dari keduniaan, maka orang yang

sedemikian tadi tidak akan dapat menemukan keharuman syurga pada hari
kiamat." Yakni bau harumnya syurga itu tidak akan dapat dirasakannya.
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1389. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah itu tidak mencabut ilmu pengetahuan dengan
sekaligus pencabutan yang dicabutnya dari para manusia, tetapi Allah
mencabut ruhnya para alim-ulama, sehingga apabila tidak ditinggalkannya
lagi seorang alimpun - di dunia ini, maka orang-orang banyak akan
mengangkat para pemimpin - atau kepala-kepala pemerintahan - yang bodoh-

bodoh. Mereka - para pemimpin dan kepala - itu ditanya, lalu memberikan
keterangan fatwa dengan tanpa menggunakan dasar ilmu pengetahuan. Maka akhirnya

mereka itu semuanya sesat dan pula menyesatkan - orang lain." (Muttafaq 'alaih) Selengkapnya...

Keutamaan Bermurah Hati Dalam Berjual-beli

Keutamaan Bermurah Hati Dalam Berjual-beli, Mengambil Dan Memberi, Bagusnya Menunaikan Hak Yang Menjadi Tanggungannya — Yakni Mengembalikan Hutang, Bagusnya Meminta Haknya — Yakni Menagih, Memantapkan Takaran Dan timbangan, Larangan Mengurangi Timbangan, Juga Keutamaan Memberi Waktu Bagi Seseorang Yang Kecukupan Kepada Orang Yang Kekurangan — Dalam Mengembalikan Hutangnya — Serta Menghapuskan Samasekali — Akan Hutang — Orang Yang Kekurangan Itu

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan kebaikan apa saja yang engkau semua lakukan, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui dengannya." (al-Baqarah: 215)
Allah Ta'ala juga berfirman:

"Hai kaumKu, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil dan janganlah
engkau semua mengurangi para manusia itu akan barang-barangnya." (Hud: 85)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Celaka - atau Neraka Wail - bagi orang-orang yang mengurangi timbangan
atau takaran. Jikalau mereka itu menimbang - menakar -daripada manusia - untuk
dirinya sendiri, maka mereka mencukupinya, tetapi jikalau mereka menakarkan atau
menimbangkan untuk orang-orang itu, maka mereka mengurangi. Tidakkah mereka itu
mengira bahwasanya mereka akan dibangkitkan - dari kubur setelah mati-untuk
menghadapi hari yang agung-yaitu hari kiamat. Pada hari itu semua manusia berdiri
menghadap kepada Tuhan yang menguasai alam semesta ini." (al-Muthaffifin: 1)

1364. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki datang kepada
Nabi s.a.w. untuk menagih hutang yang dipinjam oleh beliau s.a.w. itu, lalu
orang itu berkeras bicara pada beliau. Para sahabat bermaksud hendak membalas
kekasaran orang itu, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Biarkanlah ia berhak demikian, sebab seseorang yang mempunyai hak itu
berhak pula mengeluarkan pembicaraan." Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda:
"Berikanlah pada orang itu unta yang sebaya dengan unta yang dahulu
dipinjam daripadanya." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kita tidak
mendapatkan - yakni tidak memiliki - melainkan unta yang lebih tua dari
unta yang dipinjam dulu." Beliau s.a.w. bersabda: "Berikan sajalah itu, sebab
sesungguhnya yang terbaik di antara engkau semua ialah yang terbagus
pula cara mengembalikan pinjamannya," yakni memberikan pada waktunya
yang ditentukan dan memberikan kelebihan
sebagai hadiah." (Muttafaq 'alaih)

1365. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah memberikan
kerahmatan kepada orang yang bermurah hati ketika menjual, juga ketika
membeli dan pula ketika meminta haknya - yakni menagih hutang." (Riwayat Bukhari)

1366. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Saya mendengar s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menyenangkan hatinya, jikalau Allah
menyelamatkannya dari beberapa kesusahan pada hari kiamat, maka
hendaklah memberi waktu - untuk mengembalikan hutang - kepada orang yang
dalam keadaan kekurangan - orang miskin - atau samasekali
menghapuskan hutangnya itu." (Riwayat Muslim)

1367. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Ada seorang lelaki - dari ummat sebelum Nabi s.a.w. - suka sekali
memberikan hutang kepada orang banyak, ia berkata kepada bujangnya:
"Jikalau engkau mendatangi seorang yang dalam kekurangan - dan
mempunyai tanggungan hutang, maka bebaskan sajalah hutang itu
daripadanya, mudah-mudahan Allah akan mem-bebaskan dosa dari diri kita.

Orang itu lalu menemui Allah - yakni meninggal dunia, kemudian Allah
membebaskan dosanya." (Muttafaq 'alaih)

1368. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada seseorang dari golongan ummat yang sebelum engkau semua
dihisab, ia tidak mempunyai sesuatu kebaikanpun, melainkan ia suka
mempergauli orang banyak - yakni bergaul dalam perjual-belian - dan orang
itu adalah kaya sekali. la menyuruh bujang-bujangnya supaya membebaskan
hutang dari orang yang dalam keadaan kekurangan. Allah 'Azzawajalla lalu
berfirman:
"Kami - Allah - adalah lebih berhak untuk berbuat sedemikian itu, maka - hai
Malaikat: "Bebaskaniah dosa-dosa orang itu." (Riwayat Muslim)

1369. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Allah mendatangkan seseorang hamba
dari sekian banyak hamba-hambaNya ini, ia telah dikaruniai oleh Allah akan
harta, lalu Allah berfirman padanya: "Apakah yang engkau lakukan di dunia?"
Hudzaifah berkata: "Orang-orang di akhirat itu tidak ada yang dapat
menyimpan sesuatu pembicaraanpun di hadapan Allah."
Orang itu berkata: "Ya Tuhanku, Engkau telah mengaruniakan harta
padaku, saya lalu berjualan kepada orang banyak dan sudah menjadi watak
saya yaitu bersabar - kepada orang yang kekurangan kalau memberikan
hutangnya, lagi pula suka menerima berapa saja yang mereka berikan sebagai
cicilan. Jadi saya memberikan kelonggaran kepada orang kaya dan
memberikan tangguhan waktu kepada orang yang kekurangan." Allah Ta'ala

lalu berfirman: "Aku lebih berhak berbuat sedemikian itu daripadamu. Hai
Malaikat: "Bebaskaniah dosa hambaKu ini."
'Uqbah bin 'Amir dan Abu Mas'ud al-Anshari radhiallahu 'anhuma
berkata: "Demikian itulah yang kita dengarkan sendiri dari mulut Rasulullah
s.a.w." (Riwayat Muslim)

1370. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang memberikan tangguhan waktu kepada orang yang dalam
kekurangan - untuk mengembalikan hutangnya -ataupun sama membebaskan
hutangnya itu, maka Allah akan memberikan naungan padanya pada hari
kiamat di bawah naungan 'arasy Nya pada hari tiada naungan, melainkan
naungan Allah sendiri." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan
bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1371. Dari Jabir r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. membeli daripadanya seekor
unta, lalu memberikan harganya dan beliau s.a.w. memberikan kelebihan,
yakni dari harga yang ditentukan dalam akad berjual-beli itu, masih diberi
tambahan lagi. (Muttafaq 'alaih)

1372. Dari Abu Shafwan yaitu Suwaid bin Qais r.a., katanya: "Saya
mengambil berbagai pakaian bersama Makhramah al-'Abdi dari Hajar - untuk
diperdagangkan. Kemudian beliau s.a.w. membeli beberapa celana kepada kita
dengan harga mahal. Saya mempunyai seorang penimbang yang menimbang
banyaknya uang upah -yakni harganya." Nabi s.a.w. berkata kepada
penimbang itu: "Timbanglah dan lebihkanlah - timbangan harganya itu."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Selengkapnya...