ADAB-ADAB KESOPANAN DALAM MAJLIS DAN KAWAN DUDUK

822. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Janganlah seseorang di antara engkau semua itu menyuruh berdiri
pada seseorang dari tempat duduknya kemudian ia sendiri duduk di situ, tetapi
berikanlah keluasan tempat serta kelapangan - pada orang lain yang baru datang."
Ibnu Umar itu apabila ada seorang yang berdiri dari tempat duduknya
karena menghormatnya, ia tidak suka duduk di tempat orang tadi itu. (Muttafaq 'alaih)
823. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Jikalau seseorang di antara engkau semua itu berdiri dari tempat
duduknya, kemudian ia kembali ke situ, maka ia memang lebih berhak untuk
menempati tempat duduknya tadi." (Riwayat Muslim)
824. Dari Jabir bin Samurah radhiallahu'anhuma, katanya: "Kita semua itu
apabila mendatangi Nabi s.a.w., maka setiap seseorang dari kita itu duduk di
tempat mana ia berakhir - maksudnya tidak sampai melangkahi bahu orang lain
untuk menuju ke tempat yang lebih muka."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
825. Dari Abu Abdillah yaitu Salman al-Farisi r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidaklah seseorang itu mandi pada hari Jum'at dan ia bersuci sekuasa
yang dapat ia lakukan, juga berminyak dari minyaknya ataupun mengenakan
sesuatu dari minyak harum yang ada di rumahnya, kemudian ia keluar - ke
masjid, lalu ia tidak memisah-misahkan antara dua orang - yang sedang duduk,
selanjutnya ia bersembahyang apa yang ditentukan atasnya - yakni shalat
sunnah tahiyyatul masjid - dan seterusnya ia mendengarkan jikalau imam
berbicara - atau berkhutbah, melainkan orang yang melakukan semua itu tentu
diampunkan untuknya antara hari Jum'at yang dilakukan itu dengan hari Jum'at
yang lainnya - yaitu hari Jum'at berikutnya."
826. Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari nenek lelakinya r.a.
bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidak halallah bagi seseorang itu kalau memisahkan tempat duduk
antara dua orang, melainkan dengan izin kedua orang itu."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda:
"Janganlah seseorang itu duduk antara dua orang - yang sudah duduk
lebih dulu, melainkan dengan izin keduanya."
827. Dari Hudzaifah al-Yaman r.a. bahwasanya Rasulullah melaknat
kepada orang yang duduk di tengah lingkaran - maksudnya orang-orang banyak
duduk di tepi melingkari sesuatu tempat lalu orang itu datang belakangan terus
melangkahi bahu mereka dan duduk di tengah-tengah orang banyak. (Riwayat
Abu Dawud dengan isnad hasan)
Imam Termidzi juga meriwayatkan dari Abu Mijlaz bahwasanya ada
seorang lelaki duduk di tengah lingkaran, lalu Hudzaifah berkata: "Dilaknat atau
lisannya Muhammad s.a.w. atau Allah melaknat atas lisannya Muhammad s.a.w.
pada orang yang duduk di tengah-tengah lingkaran."
Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
828. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah bersabda:
"Sebaik-baik tempat duduk -yakni majlis- ialah yang terlebar -terluas ruangannya."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih menurut
syarat Imam Bukhari.
829. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang duduk di dalam suatu majlis, lalu banyak senda
guraunya yang tidak bermanfaat dalam majlis tadi, lalu ia mengucapkan
sebelum berdiri meninggalkan majlis itu, demikian -yang artinya: "Maha Suci
Engkau, ya Allah dan saya mengucapkan puji-pujian padaMu. Saya
menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Engkau, saya mohon ampun
serta bertaubat padaMu, melainkan orang tersebut pasti diampunkan untuknya
apa-apa -yakni dosa - yang diperolehnya dari majlis yang sedemikian tadi."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih
830. Dari Abu Barzah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda pada
penghabisannya jikalau beliau s.a.w. hendak berdiri dari majlis -yang artinya:
"Maha Suci Engkau ya Allah dan saya mengucapkan pujian-pujian padaMu.

Saya menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Engkau, saya mohon
ampun serta bertaubat padaMu."
Kemudian ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesung-guhnya
Tuan mengucapkan sesuatu ucapan yang tidak pernah Tuan ucapkan sebelum
ini?" Beliau s.a.w. bersabda: "Yang sedemikian itu adalah sebagai penebus dari
apa saja - yakni kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan - yang ada di dalam majlis itu."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, juga diriwayatkan oleh Imam
Hakim yaitu Abu Abdillah dalam kitab Al-Mustadrak dari riwayat Aisyah
radhiallahu 'anha dan ia mengatakan bahwa Hadis ini adalah shahih isnadnya.
831. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Jarang sekali
Rasulullah s.a.w. itu berdiri meninggalkan sesuatu majlis, sehingga lebih dulu
beliau s.a.w. berdoa dengan doa-doa di bawah ini - yang artinya:
"Ya Allah, bagikanlah kepada kita dari takut kita padaMu sesuatu yang
menghalang-halangi antara kita dengan bermaksiat padaMu. juga dari taat kita
padaMu sesuatu yang dapat menyampaikan kita kepada syurgaMu.demikian
pula dari keyakinan yang dapat meringankan kita menghadapi bencana-bencana
di dunia ini. Ya Allah, berikanlah kenikmatan kepada kita dengan adanya
pendengaran, penglihatan dan kekuatan kita, selama Engkau masih
menghidupkan kita dan jadikanlah semua itu sebagai yang tertinggal dari kita -
yakni sampai di akhir hayat hendaklah masih dapat digunakan sebaik-baiknya.
Jadikanlah pembalasan kita itu tertuju kepada orang yang menganiaya kepada
kita. Berilah kita per-tolongan kepada orang yang memusuhi kita dan janganlah
dijadikan bencana kita ini menimpa agama kita. Jangan pula menjadikan dunia
ini sebagai sebesar-besar perhatian yang kita menuju padanya atau puncak dari
ilmu pengetahuan kita - sehingga tidak memberikan kemanfaatan samasekali
untuk urusan akhirat. Demikian pula janganlah memberikan kekuasaan untuk
memerintah kita kepada orang yang tidak belas kasihan kepada kita."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
832 Dari Abu hurairah r.a., Katanya: 'Kasuluilah s.a.w. bersabda:
"Tiada sesuatu kaum pun yang berdiri meninggalkan sesuatu majlis dan
tidak sama berzikir kepada Allah Ta'ala dalam majlis itu, melainkan semua itu
berdiri bagaikan bangkai keledai dan mereka semuanya memperoleh penyesalan."
(Riwayat Abu Dawud dengan isnad shahih)

833. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Tiada
sesuatu kaumpun yang duduk di suatu majlis yang mereka itu tidak berzikir
kepada Allah Ta'ala dalam majlis tadi, juga tidak mengucapkan bacaan shalawat
kepada Nabi mereka di dalam-nya, melainkan atas mereka itu ada
kekurangannya. Jikalau Allah berkehendak, maka Allah akan menyiksa kepada
mereka dan jikalau Allah berkehendak, maka Allah akan mengampunkan pada mereka."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
834. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya:
Barangsiapa yang duduk di suatu tempat duduk dan ia tidak berzikir
kepada Allah Ta'ala dalam duduknya itu, maka atasnya adalah kekurangan dari
Allah dan barangsiapa yang berbaring di suatu tempat pembaringan dan ia tidak
berzikir kepada Allah Ta'ala dalam berbaringnya itu, maka atasnya adalah
kekurangan dari Allah." (Riwayat Abu Dawud)
Sudah terdahulu uraian perihal arti Attirah baru-baru ini -yakni dalam Hadis no. 813.