Keutamaan Shalat Dhuha Dan Uraian Perihal Sesedikit- sedikitnya Rakaat Dhuha

Keutamaan Shalat Dhuha Dan Uraian Perihal Sesedikit- sedikitnya Rakaat Dhuha, Sebanyak-banyaknya Dan Yang Pertengahannya Serta Anjuran Untuk Menjaga Untuk Terus Melakukannya

1136. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Kekasihku - yakni Nabi Muhammad
s.a.w. telah memberikan wasiat padaku untuk melakukan puasa sebanyak tiga
hari dalam setiap bulan, juga dua rakaat sunnah Dhuha dan supaya saya
bersembahyang witir dulu sebelum tidur." (Muttafaq 'alaih)
Melakukan shalat witir sebelum tidur itu hanyalah disunnahkan bagi
seseorang yang tidak mempercayai dirinya akan dapat bangun pada akhir
malam. Tetapi sekiranya dapat mempercayai dirinya, Maka pada akhir
malam adalah lebih utama lagi.

1137. Dari Abu Zar r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Setiap ruas tulang dari
seseorang di antara engkau semua itu harus ada sedekahnya pada saban pagi
harinya, maka setiap sekali tasbih - bacaan Subhanallah - adalah sedekah, setiap
sekali tahmid - bacaan Alhamdulillah - adalah sedekah, setiap sekali tahlil -
bacaan La ilaha ilallah - adalah sedekah, setiap sekali takbir - bacaan Allahu
Akbar - adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah,
melarang dari kemunkaran adalah sedekah dan yang sedemikian itu dapat

dicukupi oleh dua rakaat yang dilakukan oleh seseorang dart shalat Dhuha."
(Riwayat Muslim)

1138. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu
bersembahyang Dhuha empat rakaat dan menambahkan dari jumlah itu
sekehendak hatinya." (Riwayat Muslim)

1139. Dari Ummu Hani' yaitu Fakhitah binti Abu Thalib radhiallahu
'anha, katanya: "Saya pergi ke tempat Rasulullah s.a.w. pada hari pembebasan -
kota Makkah, lalu saya temui beliau s.a.w. sedang mandi. Setelah selesai beliau
s.a.w. mandi, lalu bersembahyang sebanyak delapan rakaat. Itulah shalat
Dhuha." (Muttafaq 'alaih)
Ini adalah yang diringkaskan dari lafaznya salah satu dari beberapa riwayat Muslim.