Mengokohkan Kewajiban Zakat Dan Uraian Tentang Keutamaannya Serta Apa-apa Yang Berhubungan Dengan Zakat Itu

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan dirikanlah shalat olehmu semua dan berikanlah zakat." (al-Baqarah: 43)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Dan mereka tidaklah diperintah, melainkan untuk beribadat kepada Allah,
penuh keikhlasan mengerjakan agama untukNya, serta dengan kecondongan hati,
demikian pula mendirikan shalat dan memberikan zakat. Yang sedemikian itu adalah
agama yang benar." (al-Bayyinah: 5)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Ambillah sedekah dari sebagian hartabenda mereka, untuk memberikan serta
menyucikan hati mereka." (at-Taubah: 103)

1203. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah
s.a.w. bersabda:
"Agama Islam itu didirikan atas lima perkara, yaitu menyaksikan
bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad
adalah hamba dan pesuruh Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat,
beribadat haji di Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)
1204. Dari Thalhah bin Ubaidullah bin Usman bin 'Amr bin Ka'ab at-Taimi
r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah s.a.w. yaitu
dari penduduk Najad, teruraikan rambut kepalanya, kita dapat
mendengarkan dengungan suaranya, tetapi tidak dapat kita fahami apa yang
diucapkan olehnya itu, sehingga ia mendekat kepada Rasuluilah s.a.w. Tiba-
tiba orang tersebut menanyakan perihal Agama Islam. Rasulullah s.a.w. lalu
bersabda:
"Yaitu lima kali shalat dalam sehari semalam." la bertanya: "Apakah tidak ada
lagi kewajiban atas diriku selain shalat lima kali sehari semalam itu?" Beliau
s.a.w. menjawab: "Tidak ada, melainkan kalau engkau ingin beribadat sunnah."
Rasulullah s.a.w. lalu menyambung sabdanya: "Dan berpuasa dalam
bulan Ramadhan." Orang itu bertanya: "Apakah tidak ada kewajiban lain
selain itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak, melainkan kalau engkau hendak
beribadat sunnah."
Thalhah berkata: "Rasulullah s.a.w. lalu menyebutkan kepada orang itu
perihal zakat, lalu orang itu bertanya: "Apakah tidak ada kewajiban lain atas
diriku selain itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak ada, melainkan kalau
engkau hendak beribadat sunnah."
Orang itu lalu menyingkir dan ia berkata: "Demi Allah, saya tidak akan
menambah dari kewajiban-kewajiban itu dan tidak pula akan saya kurangi."

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Orang itu akan berbahagia jikalau ia benar
kata-katanya." (Muttafaq 'alaih)

1205. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w.
mengutus Mu'az r.a. ke Yaman, lalu beliau s.a.w. bersabda:
"Ajaklah mereka itu untuk bersyahadat bahwa tiada Tuhan melainkan Allah
dan bahwa saya adalah pesuruh Allah. Jikalau mereka sudah mentaati untuk
melakukan itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwasanya Allah
mewajibkan atas mereka itu lima kali shalat dalam setiap sehari semalam.
Jikalau mereka sudah mentaati yang sedemikian itu, maka beritahukanlah
kepada mereka pula bahwasanya Allah mewajibkan sedekah - yakni zakat - atas
mereka yang diambil dari golongan yang kaya-kaya di kalangan mereka dan
dikembalikan kepada golongan yang fakir-fakir dari mereka." (Muttafaq 'alaih)
1206. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda:
"Saya diperintahkan - oleh Allah, supaya saya memerangi kepada para
manusia,sehingga mereka suka menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan
melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah pesuruh Allah
mendirikan shalat dan memberikan zakat. Jikalau mereka telah melakukan
yang sedemikian itu, maka terpeliharalah darah-darah serta hartabenda

mereka daripadaku, sedang tentang hisab - yakni perhitungan amalan -
mereka adalah terserah atas Allah." (Muttafaq 'alaih)

1207. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Ketika Rasulullah s.a.w. telah
meninggal dunia, dan Abu Bakar r.a. telah menjadi khalifah, sedang telah
menjadi kafirlah orang Arab yang kembali pada kekafiran. Umar r.a. berkata
kepada Abu Bakar r.a.: "Bagaimanakah dasarnya engkau memerangi para
manusia itu, sedangkan Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
"Saya diperintah untuk memerangi para manusia, sehingga mereka
mengucapkan La ilaha illallah, maka barangsiapa yang mengucapkan
sedemikian itu,sungguh-sungguh ia telah terpelihara daripadaku akan
hartabenda dan dirinya melainkan dengan haknya yakni yang sudah ditentukan
dalam Agama Islam. Adapun hisabnya orang itu adalah atas Allah."
Abu Bakar menjawab: "Demi Allah, niscayalah saya akan memerangi
orang yang memperbedakan antara shalat dan zakat, sebab sesungguhnya
zakat adalah haknya harta. Demi Allah andaikata orang-orang itu enggan
memberikan kepadaku ikatan-ikatan -yang berhubungan dengan ketentuan
zakat - yang dulu pernah mereka tunaikan kepada Rasulullah s.a.w.,
niscayalah saya akan memerangi mereka sebab keengganan memberikannya itu."
Setelah itu Umar berkata: "Demi Allah, tidaklah keterangan Abu
Bakar itu melainkan saya telah melihat bahwa Allah telah membuka
dada Abu Bakar untuk dasar melakukan peperangan, maka saya
berpendapat bahwa itulah yang hak - yakni benar." (Muttafaq 'alaih)

1208. Dari Abu Ayyub r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata kepada
Nabi s.a.w.: "Beritahukanlah kepada saya perihal sesuatu amalan yang dapat
memasukkan saya ke dalam syurga!" Beliau s.a.w. bersabda:"Supaya engkau
menyembah kepada Allah, tidak menyekutu-kan sesuatu denganNya,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mempereratkan ikatan
kekeluargaan." (Muttafaq 'alaih)

1209. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang A'rab -penghuni
pedalaman negeri Arab - mendatangi Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah,
tunjukkanlah kepada saya akan sesuatu amalan yang apabila saya
mengerjakannya, maka saya dapat memasuki syurga." Beliau s.a.w. menjawab:
"Supaya engkau menyembah kepada Allah, tidak menyekutukan sesuatu
denganNya, mendirikan shalat, memberikan zakat yang diwajibkan dan
berpuasa Ramadhan."
Orang itu lalu berkata: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman
kekuasaanNya, saya tidak akan menambah dari itu semua." Setelah orang itu
menyingkir, Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Barangsiapa yang senang jikalau melihat
seseorang lelaki dari ahli syurga, maka hendaklah melihat orang ini tadi."
(Muttafaq 'alaih)

1210. Dari Jarir bin Abdullah r.a., katanya: "Saya berbai'at kepada Nabi
s.a.w. untuk tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasihat
kepada setiap orang Islam." (Muttafaq 'alaih)
1211. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada seorangpun yang memiliki emas dan tidak pula yang memiliki perak,
lalu ia tidak menunaikan haknya - zakatnya - dari emas dan perak itu,
melainkan apabila telah tiba hari kiamat nanti dibuatkan untuknya beberapa
lembaran dari api neraka lalu di-panaskanlah dalam neraka Jahanam,
kemudian diseterikalah lambung, kening dan punggungnya dengan

lembaran-lembaran tadi, setiap kali ia telah menjadi dingin lalu
dikembalikan lagi untuknya - yakni dipanaskan dan diseterikakan lagi. Hal
sedemikian itu terjadi dalam masa yang perkiraan lamanya ialah selama
limapuluh ribu tahun - menurut hitungan hari dunia, sehingga
diputuskanlah antara sekalian hamba Tuhan, lalu orang itu dapat mengetahui
kelanjutan nasib dirinya, ada kalanya ke syurga dan ada kalanya ke neraka."
Rasulullah s.a.w. lalu ditanya: "Ya Rasulullah, kalau unta bagaimanakah?"
Beliau s.a.w. menjawab: "Tiada seorangpun yang memiliki unta yang ia tidak
menunaikan haknya - yakni zakatnya, dan setengah daripada haknya unta ialah
memerah susunya di waktu ia didatangkan di tempat air - lalu air susunya itu
disedekahkan kepada siapa saja yang memerlukan, melainkan apabila telah
tiba hari kiamat, maka dibeberkanlah di mukanya sebidang tanah luas lagi
licin dan unta-unta itu dalam keadaan yang gemuk-gemuk yang pernah
dialaminya. Orang itu tidak akan kehilangan seekor anak untapun - yakni
seluruh miliknya itu lengkap - dan semua untanya itu akan menginjak-
injaknya dengan kakinya serta menggigitnya dengan mulutnya. Setiap kali ia
telah dilaluinya oleh yang mula-mula, maka akan dikembalikan pula yang
terakhirnya maksudnya terus saja unta-unta itu berputar-putar untuk
menginjaknya. Hal ini terjadi dalam suatu masa yang perkiraan lamanya itu
ialah limapuluh ribu tahun, sehingga diputuskanlan antara seluruh hamba
Tuhan, lalu orang itu akan mengetahui kelanjutan nasibnya ada kalanya ke
syurga dan ada kalanya ke neraka."
Beliau s.a.w. lalu ditanya: "Ya Rasulullah kalau lembu dan kambing,
bagaimanakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tiada seorang yang memiliki lembu
ataupun kambing yang ia tidak menunaikan haknya - zakatnya, melainkan
apabila telah tiba hari kiamat, maka dibeberkanlah untuknya sebidang tanah
luas lagi licin. Ia tidak akan kehilangan seekorpun dari ternaknya itu, di

dalamnya tidak ada yang bertanduk lengkung, tidak ada yang tak bertanduk
dan tidak ada pula yang patah tanduknya. Semuanya itu menuberuknya
dengan tanduk-tanduknya tadi dan menginjak-injaknya dengan kaki-
kakinya. Setiap kali ia telah dilalui oleh yang mula-mula, maka akan
dikembalikan pula yang terakhirnya. Hal ini terjadi dalam masa yang perkiraan
lamanya itu ialah limapuluh ribu tahun, sehingga diputuskanlah antara
sekalian hamba Tuhan, lalu orang itu akan mengetahui kelanjutan nasibnya,
ada kalanya ke syurga dan ada kalanya ke neraka."
Beliau s.a.w. lalu ditanya: "Ya Rasulullah, kalau kuda bagaimanakah?" Beliau
s.a.w. menjawab: "Kuda itu ada tiga macam. la bagi seseorang adalah merupakan
dosa, ada pula yang bagi seseorang merupakan tabir - untuk keperluan peribadi
sehingga tidak memelukan bantuan orang lain,tetapi ada yang bagi seseorang
merupakan pahala. Adapun kuda yang bagi seseorang itu merupakan dosa, ialah
kuda yang diikatnya-yakni dimilikinya- untukdijadikan bahan riya' - yakni
berpameran, lagi untuk kemegahan atau untuk menentang kepada ummat
Islam, maka kuda sedemikian inilah yang pemiliknya dapat memperoleh dosa.
Adapun kuda yang dapat menjadi sebagai tabir ialah seseorang yang
mengikatnya - yakni memilikinya - untuk sabilillah, kemudian ia tidak
melalaikan haknya Allah dalam hal punggungnya - yakni untuk dinaiki guna
melakukan ketaatan ataupun di waktu ada keperluan sendiri, bahkan tidak
melalaikan pula akan lehernya - maksudnya diperhatikan apa-apa yang
menjadi kemaslahatan kuda tadi dan melindunginya dari bahaya - maka
inilah kuda yang dapat menjadi tabir. Adapun kuda yang bagi pemiliknya
merupakan pahala ialah seseorang yang mengikatnya -yakni memilikinya -
untuk kepentingan sabilillah saja dan diperun-tukkan seluruh ummat Islam,
digembalakan di tanah yang penuh tanaman ataupun taman - yang banyak
makanannya. Maka tidaklah kuda itu makan sesuatu dari ladang atau taman
itu, melainkan dicatatlah untuknya beberapa kebaikan sebanyak apa yang
dimakan oleh kuda tersebut, bahkan dicatatlah beberapa kebaikan sebanyak

hitungan kotorannya dan kencingnya. Tidak pula kuda itu menempuh dengan
kakinya lalu berlari ke sebuah atau dua buah bukit -lalu kembali lagi ke tempat
penggembalaannya - melainkan Allah mencatat untuknya beberapa kebaikan
sebanyak hitungan bekas langkahnya dan juga sebanyak kotoran-kotoran yang
ada. Tidak pula pemiliknya itu melalui sesuatu sungai, laiu kuda itu minum dari
sungai tadi,sedangkan ia tidak hendak memberi minuman padanya, melainkan
Allah mencatat untuk pemiliknya itu beberapa kebaikan sebanyak hitungan
tegukan yang diminumnya."
Beliau s.a.w. ditanya lagi: "Ya Rasulullah, kalau keledai bagaimanakah?"
Beliau s.a.w. menjawab: "Tiada sesuatu wahyu yang diturunkan kepada saya
mengenai hal keledai ini, melainkan ayat yang tersendiri maknanya ini tetapi
menghimpun segala macam persoalan, yaitu - yang artinya: "Barangsiapa yang
mengerjakan seberat timbangan semut kecil dari kebaikan, maka ia akan menge-
tahuinya dan barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan semut kecil,
dari kejelekan, maka ia akan mengetahuinya pula." (az-Zalzalah: 7-8) (Muttafaq 'alaih)
Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim.
Alqa' artinya ialah tempat yang rata dan luas dari bumi, sedang alqarqar ialah licin.