Keutamaan Saf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan Saf-saf Yang Permulaan

Keutamaan Saf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan Saf-saf Yang Permulaan — Yakni jangan Berdiri Di Saf Kedua Sebelum Sempurna Saf Pertama Dan jangan Berdiri Di Saf Ketiga Sebelum Sempurna Saf Kedua Dan Seterusnya, Serta Meratakan Saf-saf Dan Merapatkannya
1079. Dari Jabir bin Samurah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah
s.a.w. keluar pada kita semua, lalu bersabda:
"Tidak dapatkah engkau semua berbaris sebagaimana berbaris-nya para
malaikat disisi Tuhannya?" Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah cara
para malaikat itu berbaris di sisi Tuhannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Mereka
menyempurnakan saf-saf permulaan - yakni tidak berdiri di saf kedua sebelum
sempurnanya saf pertama dan tidak di saf ketiga sebelum sempurnanya saf kedua
dan seterusnya, juga mereka itu saling rapat-merapatkan saf-saf itu." (Riwayat Muslim)

1080. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besarnya pahala azan
dan menempati saf pertama, kemudian tidak dapat memperoleh jalan untuk

itu melainkan dengan mengadakan undian, niscayalah mereka itu akan
mengadakan undian." (Muttafaq 'alaih)
1081. Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sebaik-baiknya saf bagi kaum lelaki ialah saf pertama-nya, sedang sejelek-
jeleknya saf bagi mereka ialah saf yang peng-habisan. Adapun sebaik-baiknya
saf bagi kaum wanita ialah saf penghabisan, sedang sejelek-jeleknya saf bagi
mereka ialah saf pertamanya." (Riwayat Muslim)
1082. Dari Abu Said r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. melihat di kalangan
sahabat-sahabatnya ada kemunduran - yakni ada orang-orang yang suka
berdiri di saf belakang saja, lalu beliau s.a.w. bersabda kepada mereka: "Majulah
engkau semua lalu ikutilah saya dan hendaknya mengikuti engkau semua
orang-orang yang se-sudahmu itu. Tidak henti-hentinya sesuatu kaum itu
suka membelakang, sehingga mereka akan dibelakangkan pula oleh Allah.'
Maksudnya kalau orang itu gemar membelakang dalam kemuliaan, tentu
dibelakangkan oleh Allah dalam pemberian kerahmatan. (Riwayat Muslim)

1083. Dari Abu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah mengusap
bahu-bahu kita dalam shalat lalu bersabda: "Ratakanlah olehmu semua - saf-saf
itu - dan jangan berselisih - seperti ada yang lebih maju atau lebih mundur, sebab
hati-hatimupun akan berselisih pula. Hendaknya mendampingi saya orang-
orang yang dewasa dan yang berakal cukup di antara engkau semua itu,
kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya ada di
bawah-nya, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang
tarafnya di bawah mereka lagi." (Riwayat Muslim)
1084. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ratakanlah saf-safmu
semua itu, karena sesungguhnya merata-kan saf-saf itu termasuk tanda
kesempurnaan shalat." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan:
"Karena meratakan saf-saf itu adalah termasuk tanda didirikan-nya shalat."
1085. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Shalat telah diiqamati, kemudian
Rasulullah s.a.w. menghadap kepada kita semua dengan wajahnya lalu
bersabda:
"Tetaplah engkau semua mendirikan saf-safmu semua itu dan rapatkanlah
saf-saf tadi, karena sesungguhnya saya ini dapat melihat engkau semua dari
belakang punggungku."
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan lafaznya dan juga oleh Imam
Muslim yang semakna dengan itu. Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan

pula: "Seorang dari kita menempelkan bahunya dengan bahu kawannya dan
juga kakinya dengan kaki kawannya -yakni amat rapat sekali."

1086. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Niscayalah engkau semua harus meratakan saf-safmu itu atau -kalau tidak
suka meratakan saf-saf, maka niscayalah Allah akan memperselisihkan antara
muka-muka hatimu - yakni menjadi ummat yang suka bercerai-cerai." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu
meratakan antara saf-saf kita, sehingga seolah-olah diratakannya barisan anak
panah. Demikianlah sehingga beliau meyakinkan bahwa kita semua telah
mengerti benar-benar akan cara meratakan saf-saf itu. Selanjutnya pada suatu
hari beliau s.a.w. keluar lalu berdiri sehingga hampir saja akan bertakbir, lalu
melihat ada seorang yang dadanya menonjoh ke muka saf, kemudian beliau
s.a.w. bersabda:
"Hai hamba-hamba Allah, niscayalah engkau semua harus meratakan saf-
safmu atau niscayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu."

1087. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah
s.a.w. mengisikan sela-sela saf dari arah sini ke arah situ, sehingga dada-dada dan
bahu-bahu kita saling mengusap - antara yang seorang dengan lainnya. Beliau
s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua berselisih - yakni terlampau maju
atau terlampau mundur dari saf, maka hal itu akan menyebabkan berselisihnya
hati-hatimu semua." Beliau s.a.w. juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan
malaikatnya menyampaikan kerahmatan pada saf-saf permulaan."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

1088. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Tetaplah mendirikan saf-saf dengan rata, samakanlah letaknya
antara bahu-bahu, tutuplah semua sela yang kosong dan bersikap haluslah
dengan tangan saudara-saudaramu - yakni jikalau diajak maju atau mundur
untuk meratakan saf-saf. Janganlah engkau semua meninggalkan
kekosongan-kekosongan untuk diisi oleh syaitan. Barangsiapa yang
merapatkan saf, maka Allah akan me-rapatkan hubungan dengannya dan
barangsiapa yang memutuskan saf - yakni tidak suka mengisi mana-mana yang
tampak kosong, maka Allah memutuskan hubungan dengannya."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih

1089. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Rapatkanlah saf-saf
mu semua, perdekatkanlah jarak antara saf-saf itu - yang sekiranya antara kedua
saf itu kira-kira tiga hasta - dan samakanlah letaknya antara leher-leher. Maka
demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya
saya niscaya-lah dapat melihat syaitan itu masuk di sela-sela kekosongan saf,
sebagaimana halnya kambing kecil."
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad
menurut syarat Imam Muslim.
Alhadzaf dengan ha' muhmalah dan dzal mu'jamah yang keduanya
difathahkan, lalufa' ialah kambing kecil, hitam warnanya yang ada di Yaman.

1090. Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda;
"Sempurnakanlah saf yang termuka dahulu, kemudian yang ada di
belakangnya itu - lalu yang ada di belakangnya lagi. Maka mana yang masih
kurang rapatnya, hendaklah itu ada di saf yang ter-belakang sendiri."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan,

1091. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah dan malaikatNya menyampaikan kerah-matan pada
saf-saf yang sebelah kanan."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya
Imam Muslim, tetapi di dalamnya ada seorang lelaki yang masih
diperselisihkan dapatnya dipercaya oleh para ahli Hadis.

1092. Dari al-Bara' r.a., katanya: "Kita semua apabila bersembahyang di
belakang Rasulullah s.a.w., maka kita semua senang kalau berada di sebelah
kanannya. Beliau menghadap kepada kita dengan wajahnya, lalu saya
mendengar beliau s.a.w. mengucapkan " doa - yang artinya: "Ya Tuhan,
lindungilah saya dari siksaMu pada hari Engkau menghidupkan - sesudah mati yakni

pada hari kiamat -atau pada hari Engkau mengumpulkan hamba- hambaMu." (Riwayat Muslim)

1093. Dari Abu Hurairah r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pertengahkanlah imam - yakni antara
ma'mum yang berdiri di sebelah kanan dan di sebelah kiri hendaklah
sama banyaknya, sehingga imam itu tempatnya ada di tengah - dan
tutuplah sela-sela yang kosong." (Riwayat Abu Dawud)