Sunnahnya Memperbaguskan Suara Dalam Membaca Al-Quran

Sunnahnya Memperbaguskan Suara Dalam Membaca Al-Quran Dan Meminta Untuk Membacanya Dari Orang Yang Bagus Suaranya Dan Mendengarkan Pada Bacaan Itu
1001. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda:
"Allah tidak pernah mendengarkan pada sesuatu - dengan penuh
perhatian dan rasa ridha serta menerima - sebagaimana mendengarnya
kepada seseorang Nabi yang bagus suaranya, ia bertaghanni dengan al-
Quran itu yakni mengeraskan suaranya."* (Muttafaq 'alaih)*
Dikatakan oleh para alim ulama: "Bahwasanya sabda Nabi s.a.w.: Yajharu
bihi -artinya: Memperkeraskan suara dalam membaca al-Quran - ini adalah
sebagai penjelasan dari sabdanya: yataghanna - yakni bertaghanni dari kata ghina'."
Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini sebagai tanda keridhaan
dan diterima.

1002. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda padanya:
"Sesungguhnya engkau telah dikarunia - oleh Allah - mizmar -yakni
seruling - dari mizmar-mizmarnya keluarga Dawud."* (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda padanya:
"Alangkah gembiranya hatimu, jikalau engkau melihat bahwa saya
mendengarkan bacaanmu - akan al-Quran - tadi malam."
Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata:Artinya bertaghanni ialah
memperbaguskan suara dan melemah-lembutkannya - atau mengiramakan
bacaan al-Quran itu." Uraian sedemikian ini disaksikan pula dengan Hadis
lain, yaitu:
- yakni: Hiasilah al-Quran itu dengan suara-suaramu. Menurut bangsa Arab,
setiap orang yang mengeraskan suaranya dan mengiramakannya, maka suaranya
itu dapat disebut ghina'.
Maksudnya bahwa bacaan Abu Musa r.a. itu amat indah dan baik sekali. Kata
mizmar atau seruling dijadikan sebagai perumpamaan untuk bagusnya suara
dan kemanisan iramanya, jadi diserupakan dengan suara seruling. Dawud
adalah seorang Nabi 'alaihis-salam dan beliau ini adalah sebagai puncak dalam
ke-bagusan suaranya di dalam membaca.

1003. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Saya mendengar Nabi s.a.w.
membaca dalam shalat Isya' dengan surat Attin wazzaitun - dalam salah satu dari
kedua rakaatnya yang dibaca keras. Maka saya tidak pernah mendengar
seseorangpun yang lebih indah bacaannya dari beliau s.a.w. itu." (Muttafaq 'alaih)

1004. Dari Abu Lubabah yaitu Basyir bin Abdul Mundzir r.a. bahwasanya
Nabi s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang tidak bertaghanni dengan al-Quran - yakni di waktu
membacanya, maka ia bukanlah termasuk golongan kita."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.
Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan suaranya ketika
membaca al-Quran
1005. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku:
"Bacakanlah al-Quran padaku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, adakah saya akan
membaca al-Quran untuk Tuan, sedangkan al-Quran itu kepada Tuanlah
diturunkannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang sekali kalau mendengar
al-Quran itu dari orang lain." Saya lalu membacanya untuk beliau s.a.w. itu surat
an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat ini – yang artinya: "Bagaimanakah
ketika Kami datangkan kepada setiap ummat se-orang saksi dan engkau
Kami jadikan saksi atas ummat ini" - an-Nisa' 42.
Setetah itu beliau s.a.w. lalu bersabda: "Cukuplah sudah bacaanmu
sekarang." Saya menoleh pada beliau s.a.w. dan kedua matanya
meneteskan airmata." (Muttafaq 'alaih)