Keutamaan Berwudhu'

Allah Ta'ala berfirman:
"Hai sekalian orang yang beriman! Jikalau engkau semua berdiri hendak
bersembahyang, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku dan
sapulah kepala dan basuhlah kakimu sampai ke matakaki. Dan jikalau engkau
semua berjunub, maka sucikanlah dirimu - yakni mandilah. Dan jikalau engkau
semua sakit atau dalam bepergian atau seseorang dari engkau semua datang dari
buang air atau bersetubuh dengan wanita, lalu engkau semua tidak mendapat-kan
air, maka cariiah tanah yang baik - atau bersih yang digunakan untuk
bertayammum, kemudian sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak menghendaki untuk membuat kesempitan - kesukaran - atasmu
semua, tetapi hendak menyucikan engkau semua dan menyempurnakan
karunianya kepadamu semua, supaya engkau semua bersyukur." (al-Maidah: 6)

1021. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat
dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya
dari sebab bekas-bekasnya berwudhu'. Maka dari itu, barangsiapa yang
dapat di antara engkau semua hendak memperpanjang - yakni
menambahkan - bercahayanya, maka baiklah ia melakukannya -
dengan menyempurnakan berwudhu' itu sesempurna mungkin." (Muttafaq 'alaih)

1022. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar
kekasihku Rasulullah s.a.w. bersabda:"Perhiasan-perhiasan - di syurga
- itu sampai dari tubuh seseorang mu'min, sesuai dengan anggota yang
dicapai oleh wudhu'"yakni sampai di mana air itu menyentuh
tubuhnya, sampai di situ pula perhiasan yang akan diperolehnya di syurga. (Riwayat Muslim)

1023. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Barangsiapa yang berwudhu' lalu memperbaguskan wudhu'-nya -
yakni menyempurnakan sesempurna mungkin, maka keluar lah
kesalahan-kesalahannya sehingga keluarnya itu sampai dari
bawah kuku-kukunya." (Riwayat Muslim)
1024. Dari Usman bin Affan r.a. pula, katanya: "Saya melihat Rasulullah
s.a.w. berwudhu' seperti wudhu'ku ini, kemudian beliau s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang berwudhu' sedemikian, maka diampunkan-lah untuknya
dosa-dosa yang telah lalu dan shalatnya serta jalannya ke masjid adalah sunnah
hukumnya." (Riwayat Muslim)

1025. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila seseorang hamba yang Muslim atau mu'min itu berwudhu', lalu
ia membasuh mukanya, maka keluarlah dari muka-nya itu semua kesalahan
yang disebabkan ia melihat padanya dengan kedua matanya dan keluarnya
ialah beserta air atau beserta tetesan air yang terakhir. Jikalau ia membasuh

kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya itu semua kesalahan
yang dilakukan oleh kedua tangannya beserta air atau beserta tetesan air yang
terakhir. Selanjutnya apabila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah
semua kesalahan yang dijalankan oleh kedua kakinya beserta air atau
beserta tetesan air yang terakhir, sehingga akhirnya keluarlah ia dalam keadaan
suci dari semua dosa." (Riwayat Muslim)

1026. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. mendatangi
suatu kuburan lalu mengucapkan: "Assalamu 'alaikum, hai perumahan kaum
mu'minin dan kita semua Insya Allah akan menyusul engkau semua. Saya
ingin kalau kita semua sudah dapat melihat saudara-saudara kita." Para sahabat
berkata: "Bukankah kita ini saudara-saudara Tuan, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w.
menjawab: "Engkau semua adalah sahabat-sahabatku, sedang saudara-saudara
kita itu masih belum datang lagi." Para sahabat berkata pula: "Bagaimanakah
Tuan dapat mengetahui orang yang masih belum datang dari golongan ummat
Tuan, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. bersabda: "Bagaimanakah pendapatmu,
sekiranya ada seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang putih bersih
kepalanya, putih pula kaki-kakinya berada di samping kuda yang hitam
polos, tidakkah pemilik itu dapat mengetahui kudanya sendiri?" Para sahabat
menjawab: "Ya, tentu dapat, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam keadaan bercahaya
wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu' dan saya adalah
yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga - haudh," (Riwayat Muslim)

1027. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat
melebur semua kesalahan dan dengan-nya dapat pula menaikkan beberapa
derajat?" Para sahabat men-jawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu
bersabda: "Yaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal
yang tidak disenangi - seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyaknya
melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah
melakukan shalat. Itulah yang disebut ribath. Itulah yang disebut ribath -
perjuangan menahan nafsu untuk memperbanyak ketaatan pada Tuhan."
(Riwayat Muslim)

1028. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Bersuci itu adalah separuh keimanan."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan sudah lalu kelengkapan-nya yang
panjang dalam bab Sabar - lihat Hadis no. 25.
Dalam bab ini termasuk pula Hadisnya 'Amr bin 'Abasah r.a. yang juga
sudah diuraikan di muka dalam akhir bab Pengharapan. Hadis itu adalah
suatu Hadis yang agung sekali yang memuat berbagai macam kebaikan.

1029. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. dari Nabi s.a.w.,sabdanya: "Tiada
seorangpun dari engkau semua yang berwudhu' lalu ia menyampaikan yakni
menyempurnakan wudhu'nya, kemudian mengucapkan: Asyhadu alla ilaha
illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh,
melainkan di-bukakanlah untuknya pintu syurga yang delapan buah banyaknya.
la diperbolehkan masuk dari pintu manapun juga yang dikehendaki olehnya." (Riwayat Muslim)

Imam Termidzi menambahkan ucapan di atas dengan: Alla-hummaj'alni
minat tawwabina waj'alni minal mutatthahhirin, -artinya: Ya Allah, jadikanlah
saya termasuk golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah saya
termasuk golongan orang-orang yang bersuci.