Keutamaan Bersiwak — Bersugi — Dan Perkara- perkara Kefitrahan

1193. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata tidak akan menjadikan keberatan bagi ummatku atau atas
sekalian manusia, niscayalah mereka itu akan saya perintah untuk bersiwak pada
tiap-tiap akan bersembahyang." (Muttafaq 'alaih)

1194. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila bangun dari
tidur, beliau menggosok-gosok mulutnya - yakni gigi-giginya - dengan siwak."
(Muttafaq 'alaih)

1195. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Kita semua menyediakan
untuk Rasulullah s.a.w. akan siwaknya serta air untuk berwudhu'nya, lalu ia
dibangkitkan oleh Allah sekehendak waktu yang diinginkan olehNya
untuk membangkitkannya di waktu malam, lalu beliau s.a.w. bersiwak lalu
berwudhu' dan terus ber-sembahyang." (Riwayat Muslim)

1196 Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya perbanyakkan
benar - untuk menyuruh - engkau semua dalam hal bersiwak." (Riwayat Bukhari)

1197. Dari Syuraih bin Hani', katanya: "Saya berkata kepada Aisyah
radhiallahu 'anha: "Dengan amalan apakah yang dimulai oleh Nabi s.a.w.,
jikalau beliau s.a.w. memasuki rumahnya?" la menjawab: "Dengan bersiwak."
(Riwayat Muslim)

1198. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Saya masuk ketempat Nabi s.a.w.
sedang ujung siwak itu ada di lisan beliau s.a.w." (Muttafaq 'alaih)
Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim.

1199. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Siwak itu adalah menyebabkan sucinya mulut dan menyebab adanya
keridhaan Tuhan."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah dalam kitab
shahihnya dengan isnad-isnad shahih.
Imam Bukhari Rahimahullah menyebutkan Hadis ini dalam
kitab shahihnya sebagai ta'liq* dengan shiqat jazam, la mengatakan:
"Aisyah radhiallahu 'anha berkata: "Siwak itu dan seterusnya."
* Ta'liq maksudnya dengan membuang awal sanad dalam Hadis di atas.
Hadis yang dita'liqkan itu disebut Hadis Mu'allaq. Persoalan ini termasuk
dalam Musthalah Hadis atau ilmu untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan macam-macam nama Hadis, tingkatannya serta yang

Iain-Iain lagi.Adapun maksudnya dengan shighat jazam itu ialah bahwa Hadis
di atas itu diberi hukum yang mantap perihal keshahihannya.

1200. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya; "Kefitrahan -
kemurnian sejak kejadian manusia - itu ada lima hal, atau lima hal ini
termasuk dalam kefitrahan, yaitu berkhitan, mencukur rambut kemaluan,
memotong kuku, mencabuti rambut ketiak dan mencukur kumis."
(Muttafaq 'alaih)
Alistihdad ialah mencukur'anah yaitu rambut yang ada di sekitar kemaluan -
lelaki ataupun wanita.

1201. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada sepuluh hal termasuk kefitrahan - kemurnian sejak ke-jadian
manusia, yaitu: mencukur kumis, mebiarkan tumbuhnya janggut, bersiwak,
menghirup air dalam hidung, memotong kuku, membasuh ruas-ruas jari-jari,
mencabuti rambut ketiak, mencukur rambut kemaluan dan bercebok." Yang
meriwayatkan Hadis ini berkata: "Saya lupa pada yang kesepuluh, kecuali
kalau yang kesepuluh itu ialah berkumur." Waki' berkata dan orang ini adalah
salah seorang dari yang meriwayatkan Hadis ini: Intiqashulma' ialah beristinja' -
bercebok." (Riwayat Muslim)
Albarajim dengan ha' muwahhadah dan jim yaitu ruas-ruas jari-jari dan
i'faut-lihyah artinya ialah tidak mencukurnya sedikitpun daripada rambut janggut."

1202. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., katanya:
"Guntinglah kumis - yang memanjang melebihi dua bibir - dan biarkanlah
tumbuhnya janggut." (Muttafaq 'alaih)