Apa Yang Diucapkan Di Sisi Mayit Dan Apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Ditinggalkan Oleh Mayit

917. Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Jikalau engkau semua mendatangi orang sakit atau orang mati,
maka ucapkanlah yang baik-baik saja, sebab sesungguhnya malaikat itu
mengucapkan: Amin kepada apa-apa yang engkau semua ucapkan."
Ummu Salamah berkata: "Ketika Abu Salamah meninggal dunia, saya lalu
mendatangi Nabi s.a.w. kemudian saya mengatakan: "Ya Rasulullah,
sesungguhnya Abu Salamah telah meninggal dunia." Beliau s.a.w. bersabda:
"Katakanlah - yang artinya: "Ampunkanlah untukku dan untuknya dan
berikanlah untukku ganti yang baik daripadanya." Lalu saya berkata: "Maka
Allah memberikan ganti untukku seseorang yang lebih baik bagiku daripada
Abu Salamah itu, yakni Muhammad s.a.w. - karena setelah suaminya yakni
Abu Salamah meninggal dunia, lalu Ummu Salamah itu dikawin oleh Nabi s.a.w."
Imam Muslim meriwayatkan demikian, yakni: "Jikalau engkau semua
mendatangi orang sakit atau orang mati," dengan ada keragu-raguan dalam
kata-kata orang sakit atau mati. Adapun yang diriwayatkan oleh Imam Abu
Dawud dan Iain-Iain, jelas diucapkan: "orang mati," tanpa diragu-ragukan.

918. Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Saya
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada seorang hambapun yang terkena oleh sesuatu mushibah - yakni
bencana, lalu ia mengucapkan - yang artinya: "Sesungguhnya kita ini adalah
untuk Allah dan sesungguhnya kita akan kembali padaNya. Ya Allah,
berikanlah kepada saya akan pahala dengan sebab adanya mushibah saya ini,
juga berikanlah ganti untuk saya sesuatu yang lebih baik daripada yang sudah
hilang, melainkan Allah Ta'ala akan memberinya pahala karena adanya
mushibah dalam dirinya itu dan akan memberikan ganti padanya yang lebih
baik daripada yang sudah meninggal tadi."
Ummu Salamah berkata: "Ketika Abu Salamah meninggal dunia saya lalu
mengucapkan sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. padaku,
kemudian Allah memberikan ganti untuknya seseorang yang lebih baik dari
Abu Salamah - yakni yang menjadi suaminya - yaitu Rasulullah s.a.w."
(Riwayat Muslim)
919. Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau anak
seseorang hamba meninggal dunia, maka Allah Ta'ala berfirman kepada para
malaikatnya: "Adakah engkau semua telah mencabut nyawa anak hambaKu?"
Mereka menjawab: "Ya." Allah berfirman lagi: "Adakah engkau semua telah
mencabut nyawa buah hati hambaKu itu?" Mereka menjawab: "Ya." Allah
berfirman pula: "Kemudian apakah yang diucapkan oleh hambaKu itu?"
Mereka menjawab: "la memuji Engkau dan mengucapkan istirja' -yaknr Inna
lillahi wa inna ilaihi raji'un. Kemudian Allah Ta'ala berfirman: "Dirikanlah
untuk hambaKu itu sebuah rumah dalam syurga dan namakanlah rumah itu
dengan sebutan Baitulhamdi -yakni Rumah Pujian."Diriwayatkan oleh Imam
Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

920. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman: "Tiada suatu balasanpun di sisiku yang
diperuntukkan pada hambaKu yang mu'min, jikalau Aku mencabut nyawa
kekasihnya dari golongan ahli di dunia, kemudian ia meng-harapkan
keridhaanKu - dengan meninggalnya kekasihnya tadi, melainkan balasannya
itu adalah syurga." Kekasih ialah seperti anak, isteri dan lain-lain. (Riwayat Bukhari)
921. Dari Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Salah seorang dari puteri-puteri Nabi s.a.w. mengutus seseorang kepada
beliau s.a.w. untuk memanggilnya dan memberitahukan padanya bahwa
seseorang anaknya - yakni anak puteri Nabi s.a.w. -itu, lelaki atau perempuan -
yang meriwayatkan Hadis ini ragu-ragu, apakah anak itu lelaki atau
perempuan - sedang berada dalam keadaan akan meninggal dunia. Puteri Nabi

s.a.w. yang memanggil itu ialah Zainab, sedang yang sakit namanya Umamah.
Nabi s.a.w. lalu bersabda kepada utusan puterinya itu: "Kembalilah dulu ke
tempat puteriku itu dan beritahukanlah padanya bahwasanya bagi Allah
adalah apa-apa yang diambil, bagiNya apa-apa yang diberikan dan segala
sesuatu menurut ajal yang ditentukan di sisiNya. Maka dari itu perintahkanlah
ia supaya bersabar saja dan supaya meng-harapkan keridhaan Allah."
Selanjutnya disebutkan Hadis ini sampai selengkapnya. (Muttafaq 'alaih)