Shalat Sunnah Maghrib, Sesudah Dan Sebelumnya

Sudah terdahulu dalam bab-bab di muka Hadisnya Ibnu Umar radhiallahu
'anhuma - lihat Hadis no. 1095 - dan Hadisnya Aisyah radhiallahu 'anha - lihat
Hadis no. 1112 - dan keduanya itu adalah shahih bahwa Nabi s.a.w.
bersembahyang dua rakaat sesudah Maghrib.

1119. Dari Abdullah bin Mughaffal r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Bersembahyanglah engkau semua sebelum Maghrib - yakni shalat
sunnah." Beliau s.a.w. mengucapkan dalam sabdanya yang ketiga kalinya dengan
tambahan: "Bagi siapa yang ingin melakukan-nya." (Riwayat Bukhari)

1120. Dari Anas r.a., katanya: "Sungguh-sungguh saya telah melihat golongan
sahabat-sahabat besar-besar sama bersegera ke ruang dalam masjid ketika
Maghrib - yakni sesudah azan Maghrib dibunyikan perlu shalat sunnah di situ. (Riwayat Bukhari)

1121. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Kita semua di zaman Rasulullah
s.a.w. bersembahyang dua rakaat sesudah terbenamnya matahari yakni sebelum
Maghrib." la ditanya: "Apakah Rasulullah s.a.w. juga bersembahyang sunnah
itu?" Anas r.a. menjawab: "Beliau s.a.w. melihat kita bersembahyang dua
rakaat itu, tetapi beliau s.a.w. tidak menyuruh kita melakukannya dan tidak
pula melarangnya." (Riwayat Muslim)

1122. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Kita semua ada di Madinah, maka jikalau
muazzin telah selesai berazan untuk shalat Maghrib, maka orang-orang sama
bersegera ke ruang dalam masjid lalu bersembahyang dua rakaat, sehingga
sesungguhnya seseorang asing - yang tempatnya bukan di Madinah -
niscayalah kalau ia masuk masjid pasti mengira bahwa shalat wajib Maghrib
sudah selesai dikerjakan karena banyaknya orang yang bersembahyang sunnah
dua rakaat sebelum Maghrib itu." (Riwayat Muslim)