Keutamaan Mengerjakan Shalat Di Malam Lailatul- Qadri Dan Uraian Perihal Malam-malam Yang Lebih Dapat Diharapkan Menemuinya

Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Kami - Allah - menurunkan al-Quran itu pada malam Laitlatul-
qadri" sampai akhirnya ayat. (Surah al-Qadr)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran itu pada waktu malam yang
diberkahi," sampai beberapa ayat selanjutnya. (ad-Dukhan: 3)

1186. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa
berdiri bersembahyang dalam bulan Ramadhan karena didorong keimanan
dan keinginan memperoleh keridhaan Allah, maka diampunkanlah
untuknya dosa-dosanya yang terdahulu." (Muttafaq 'alaih)

1187. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya beberapa orang
lelaki dari para sahabat Nabi s.a.w. diberitahu dalam impian mengenai tibanya
lailatul-qadri yaitu dalam tujuh yang terakhir - yang dimaksudkan ialah antara
malam ke 22 sampai malam ke 28. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Saya melihat
impian-impianmu semua itu cocok yaitu pada tujuh yang terakhir. Maka
barangsiapa hendak mencari lailatul-qadri itu, hendaklah mencari-nya pada
tujuh yang terakhir itu juga." (Muttafaq 'alaih)

1188. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu beri'tikaf
dalam sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan dan beliau s.a.w.
bersabda: "Carilah lailatul-qadri itu dalam sepuiuh yang terakhir - yakni antara
malam ke 21 sampai malam ke 30 - dari bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

1189. Dari Aisyah radhillahu 'anha pula bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Carilah lailatul-qadri itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir
dari bulan Ramadhan - yakni malam ke 21,23, 25, 27 dan 29. (Riwayat Bukhari)

1190. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila
telah masuk sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan, maka beliau
menghidup-hidupkan malamnya - yakni melakukan ibadat pada malam
harinya itu, juga membangunkan isterinya, bersungguh-sungguh - dalam
ibadat - dan mengeraskan ikat pinggangnya - maksudnya adalah sebagai kata
kinayah men-jauhi berkumpul dengan isterinya." (Muttafaq 'alaih)

1191. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu
bersungguh-sungguh dalam beribadat dalam bulan Ramadhan yang tidak

demikian bersungguh-sungguhnya kalau dibandingkan dengan bulan
lainnya, juga di dalam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan itu beliau
s.a.w. bersungguh-sungguh pula yang tidak demikian bersungguh-
sungguhnya kalau dibandingkan dengan hari-hari Ramadhan yang lainnya."
(Riwayat Muslim)

1192. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya berkata: "Ya
Rasulullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya mengetahui pada malam
apa tibanya lailatul-qadri itu, apakah yang harus saya ucapkan pada malam
itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ucapkanah: Artinya: Ya Allah, sesungguhnya
Engkau adalah Maha Pengampun, gemar memberikan pengampunan, maka
ampuniiah saya.
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.