KAIFIYAT BERSALAM

Disunnahkan agar seseorang yang memulai memberikan salam itu
mengucapkan: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jadi ia
menggunakan dhamir jamak, sekalipun orang yang diberi salam hanya
seorang. Selanjutnya orang yang harus memberikan jawabansupaya
mengucapkan: Wa 'alaikumus-salam warahma-tuliahi wabarakatuh. Jadi supaya ia
menggunakan wawu athaf dalam ucapannya wa 'alaikum.
848. Dari Imran bin al-Hushain radhiallahu 'anhuma, katanya: Ada seorang
lelaki datang kepada Nabi s.a.w., lalu ia mengucapkan: Assalamu 'alaikum.
Kemudian beliau s.a.w. membalas salam orang tadi lalu duduk terus bersabda:
"Sepuluh," maksudnya pahalanya dilipatkan sepuluh kalinya. Selanjutnya
datang pula orang lain lalu ia mengucapkan: Assalamu 'alaikum warahmatullah.
Beliau s.a.w. lalu membalas salamnya orang itu, lalu duduk lagi: "Duapuluh,"
maksudnya pahalanya dilipatkan duapuluh kali. Seterusnya ada pula orang lain
yang datang, lalu mengucapkan: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kemudian beliau s.a.w. membalas salam orang tersebut, lalu duduk terus
bersabda: "Tigapuluh," maksudnya pahalanya dilipatkan tigapuluh kali.

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
849. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w.
Bersabda kepada saya: "Ini Jibril menyampaikan salam padamu." Aisyah berkata:
"Saya berkata: Wa 'alaihis-salam warahmatullahi Wabarakatuh." (Muttafaq 'alaih)
Demikianlah yang ada dalam sebagian beberapa riwayat dua kitab shahih -

yakni Shahih Bukhari dan Shahih Muslim - dengan menggunakan
wafaarakatuh, dan dalam sebagian riwayat dengan membuang kata-kata itu.
Penambahan dari orang yang dapat percaya itu boleh diterima.
850. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. itu apabila berbicara
mengucapkan sesuatu kalimat, selalulah beliau s.a.w. mengulangi-nya sampai
tiga kali, sehingga dapat dimengerti ucapannya itu dan apabila beliau s.a.w. itu
datang pada sesuatu kaum, lalu beliau memberikan salam kepada mereka maka
salamnya itupun diucap-kannya tiga kali." (Riwayat Bukhari)
Hal yang sedemikian ini ditangguhkan jikalau kelompok kaum itu
memang banyak jumlah orangnya.
851. Dari al-Miqdad r.a. dalam Hadisnya yang panjang,berkata: "Kita -
maksudnya al-Miqdad dengan kawannya - mengaturkan kepada Nabi s.a.w.
akan bagian yakni berupa susu, kemudian beliau datang di waktu malam lalu

memberi salam dengan suatu ucapan salam yang tidak sampai
membangunkan orang yang tidur, tetapi dapat menperdengarkan kepada
orang yang jaga. Selanjutnya Nabi s.a.w. datang lagi lalu memberi salam
sebagaimana salamnya yang sudah-sudah." (Riwayat Muslim)
852. Dari Asma' binti Yazid radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah
s.a.w. berjalan dalam masjid pada suatu hari dan di situ ada sekelompok kaum
wanita yang sedang duduk-duduk, lalu beliau s.a.w. memberikan isyarat
dengan tangannya dengan disertai ucapan salam pula."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Hal ini ditangguhkan bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu mengumpulkan
antara ucapan salam dengan isyarat tangan dan hal yang sedemikian itu
dikuatkan oleh suatu Hadis dalam riwayat Imam Abu Dawud bahwasanya
beliau s.a.w. lalu memberikan salam kepada kita - kaum wanita yang duduk- duduk tadi.
853. Dari Abu Jurat al-Hujaimi r.a., katanya: "Saya mendatangi Rasulullah
s.a.w. lalu saya berkata: '"Alaikas-salam ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Janganlah mengucapkan 'Alaikas-salam sebab sesungguhnya, 'Alaikas-salam itu
adalah cara penghormatan kepada orang-orang yang sudah mati."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Kete-rangannya sudah
terdahulu dengan kelengkapannya yang panjang -lihat Hadis no. 793.