SUNNAHNYA MAKAN DENGAN MENGGUNAKAN TIGA JARI DAN SUNNAHNYA MENJILATI JARI-JARI

SUNNAHNYA MAKAN DENGAN MENGGUNAKAN TIGA JARI DAN
SUNNAHNYA MENJILATI JARI-JARI SERTA KEMAKRUHAN MENGUSAP JARI-JARI
SEBELUM MENJILATINYA, JUGA SUNNAHNYA MENJILATI PIRING DAN
MENGAMBIL SUAPAN YANG JATUH DARIPADANYA TERUS MEMAKANNYA,
JUGA BOLEHNYA MENGUSAP JARI-JARI SESUDAH DIJILATI PADA TANGAN, KAKI DAN LAIN-LAIN SEBAGAINYA

745. Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma,katanya:"Rasulullah s.a.w. bersabda;

"Jikalau seseorang dari engkau semua makan sesuatu makanan, maka janganlah
mengusap jari-jarinya sebelum menjilatnya - untuk mendapatkan keberkahan - atau
menjilatkannya - kepada orang lain seperti kepada anaknya, muridnya dan lain-lain."
(Muttafaq 'alaih)

746. Dari Ka'ab bin Malik r.a., katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. makan dengan
menggunakan tiga jari. Kemudian setelah beliau selesai lalu menjilatinya." (Riwayat Muslim)

747. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menjilati jari-jari
dan piring dan beliau bersabda: "Sesungguhnya engkau semua tidak mengetahui di makanan
yang manakah terletaknya keberkahan itu." (Riwayat Muslim)

748. Dari jabir r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w, bersabda: "Jikalau suapan
seseorang di antara engkau semua itu jatuh, maka singkirkanlah kotoran-kotoran yang
menempel di situ dan kemudian hendaklah memakannya serta janganlah ditinggalkan untuk
dimakan oleh syaitan. Jangan pula seseorang itu mengusap tangannya dengan saputangan
sehingga ia menjilati jari-jarinya, sebab sesungguhnya ia tidak dapat mengetahui di makanan
yang manakah terletaknya keberkahan itu." (Riwayat Muslim)

749. Dari Jabir r.a. pula, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya
syaitan itu mendatangi seseorang dari engkau semua dalam segala hal yang dilakukannya,
sampaipun ia datang pula ketika ia makan. Maka jikalau suapan seseorang di antara engkau
semua itu jatuh, maka hendaklah diambilnya lalu menyingkirkan kotoran yang menempel
padanya dan selanjutnya hendaklah memakannya dan janganlah ditinggalkan untuk
dimakan oleh syaitan. Kemudian apabila ia telah selesai, maka hendaklah menjilat jari-jarinya,
karena sesungguhnya ia tidak mengetahui di makanan yang manakah terletaknya
keberkahan itu." (Riwayat Muslim)

750. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila makan sesuatu makanan,
maka beliau menjilati jari-jarinya yang tiga buah - yang digunakan untuk makan yakni ibu
jari, telunjuk dan tengah - dan beliau s.a.w. bersabda: "Jikalau suapan seseorang dari engkau
semua itu jatuh, maka singkirkanlah kotoran-kotoran yang menempel di situ, selanjutnya
hendaklah memakannya dan janganlah ditinggalkan untuk dimakan oleh syaitan."

Beliau s.a.w. juga menyuruh kepada kita supaya kita mengusap piring - lalu memakan
sekali jikalau ada makanan yang ada di situ -dan beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya
engkau semua tidak mengetahui di makanan yang manakah terletaknya keberkahan itu."
(Riwayat Muslim)

751. Dari Said bin al-Harits bahwasanya ia bertanya kepada Jabir tentang hal apakah
wajib berwudhu' karena makan sesuatu yang terkena oleh api - yakni yang dimasak dengan
api - lalu ia menjawab: "Tidak, sungguh-sungguh kita dahulu yaitu di zaman Nabi s.a.w.
tidak mendapatkan makanan yang dimasak dengan api itu kecuali sedikit sekali.Jikalau kita
menemukan makanan itu, kita tidak mempunyai saputangan-saputangan - untuk mengusap
selesai memakannya - melainkan yang ada ialah tapak-tapak tangan kita, lengan-lengan kita
serta kaki-kaki kita - maksudnya tapak tangan, lengan dan kaki itulah yang digunakan untuk
mengusap jari-jari setelah selesai makan, seterusnya kitapun lalu bersembahyang dan kita
tidak berwudhu' lagi." (Riwayat Bukhari)


Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih