KITAB ADAB-ADAB MAKANAN MENGUCAPKAN BISMILLAH PADA PERMULAAN MAKAN DAN ALHAMDULILLAH PADA PENGHABISANNYA

Keterangan:

Setiap manusia hidup pasti memerlukan makan minum. Ini sudah menjadi keharusan,
sebab tanpa itu tentu mati. Tetapi makan dan minum itupun wajib menurut aturan
nya.jangan asal suka, terus dimasukkan saja, sehingga perut menjadi sesak dan padat, penuh
dan tidak ada kelonggarannya samasekali.

Dalam Hadis-hadis di bawah ini Rasulullah s.a.w. memberikan tuntunan kepada kita:

1. Tidak satu wadahpun yang diisi oleh seseorang sampai penuh yang lebih buruk
daripada ia mengisi perutnya. Ini adalah sebagai anjuran secara halus bahwa kita kalau
makan jangan terlampau penuh dan padat isi perut itu. Oleh sebab itu Nabi s.a.w. pernah bersabda:

"Kita - kaum Muslimin - adalah suatu kaum yang tidak akan makan sehingga kita merasa lapar
dan apabila kita makan tidak sampai kekenyangan."

Kegemaran makan sampai padat adalah sesuatu yang amat dikhawatirkan oleh
Rasulullah s.a.w. atas ummatnya, sebagaimana sabdanya:

"Yang paling saya takuti di antara hal-hal yang saya takuti atas ummatku ialah besarnya perut,
gendut karena banyak makan, terus menerus tidur, kegemaran tidur yang melampaui batas, malas-
malasan dan lemahnya keyakinan, tidak mempunyai pendirian yang tegas dan mantap."

2. Makan itu secukupnya saja asalkan tulang dapat berdiri untuk dapat digunakan
bekerja, yakni tidak sampai kehilangan semangat sebab lapar.

3. Isi perut hendaklah dibagi tiga macam, yakni sepertiga untuk makanan, sepertiga
untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas serta letak udara yang perlu
dikosongkan, sehingga jiwa menjadi baik dan bersih.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sehubungan dengan urusan makan
minum ini, yaitu:

a. Perut besar itu adalah rumah penyakit, sedang menjaga diri sebelum sakit adalah
pokok pangkal pengobatan, karena jikalau telah sakit tentu sukar diobati dan tentu makan
waktu untuk kesembuhannya. Oleh sebab itu berlaku sederhanalah dalam makan minum,

b. Bukan banyaknya makanan yang menyebabkan kuatnya tubuh, tetapi makan
secukupnya itulah yang membuat tubuh menjadi bersemangat dan menyebabkan
kecerdikan dan berfikir.

c. Jikalau perut sudah terisi banyak makanan, maka sempitlah jadinya untuk isi
minuman. Jikalau sudah di is i terlampau banyak dengan minuman, maka sempitlah jadinya
untuk diisi udara. Kalau demikian itu, terjadi, maka kelesuan, kemalasan, kelelahan akan
menghinggapi orang yang berbuat semacam itu. Hal ini sangat membahayakan
kesihatannya, sebab akhirnya akan sering sakit-sakitan tubuhnya dan jiwanya menjadi
pemalas dan gemar menganggur, fikirannya tumpul dan hilanglah semangat kerjanya.

Akibatnya timbullah berbagai angan-angan yang buruk dalam fikirannya.

Menilik hal-hal di atas itu, maka dapatlah kita menilai, betapa tinggi ajaran yang
diberikan oleh Rasulullah s.a.w. itu kepada ummatnya. Selanjutnya terserahlah kepada kita
sendiri untuk melaksanakan atau mengabaikannya. Semoga Allah memberikan taufik kepada
kita agar kita dapat selalu mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya itu. Amin.

Apa yang diuraikan dalam nomor tiga di atas adalah sesuai dengan tuntunan Nabi
Muhammad s.a.w. kepada seluruh ummatnya dan disabdakan dalam sebuah Hadis yang
diriwayatkan oleh Imam-imam Ahmad, Termidzi, Nasa'i serta Ibnu Majah yang oleh Imam
Termidzi dikatakan sebagai Hadis hasan. Hadis ini diterima dari sahabat Almiqdam bin
Ma'dikariba r.a.

Adapun sabda Rasulullah yang dimaksudkan ialah:

"Tiada seorang anak Adam (manusia)pun yang memenuhi sesuatu wadah yang lebih buruk
daripada perut. Cukuplah anak Adam (manusia) itu makan beberapa suap saja yang dapat mendirikan
(menguatkan) tulang belakangnya. Oleh sebab itu, apabila perut itu mesti diisi, cukuplah sepertiga
untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk pernafasannya (jiwanya)."

725. Dari 'Amr bin Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda kepadaku:

"Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari
makanan yang ada di dekatmu." (Muttafaq 'alaih)

726. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila seseorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama
Allah Ta'ala - yakni mengucapkan Bismillah. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah
Ta'ala pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan: "Bismillahi awwalahu
wa akhirahu," artinya: Dengan nama Allah pada permulaan makan dan pada penghabisannya.

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dari Termidzi dan Termidzi mengatakan
bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

727. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasululiah s.a.w. bersabda:

"Apabila seseorang itu masuk rumahnya, lalu ia berzikir kepada Allah di waktu
masuknya dan ketika makannya, maka syaitan berkata kepada kawan-kawannya: "Engkau
semua tidak dapat memperoleh tempat bermalam serta makanan. Tetapi jikalau orang itu
masuk lalu tidak berzikir kepada Allah Ta'ala ketika masuknya, maka syaitan berkata:
"Engkau semua dapat memperoleh tempat bermalam." Selanjutnya jikalau orang tadi tidak
pula berzikir kepada Allah Ta'ala ketika makannya, maka syaitan tadi berkata: "Engkau
semua dapat memperoleh tempat bermalam serta makanan." (Riwayat Muslim)

728. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Kita semua itu apabila mendatangi makanan
bersama Rasululiah s.a.w., maka kita tidak akan meletakkan tangan-tangan kita lebih dulu
sebelum Rasulullah s.a.w. memulainya, lalu beliau meletakkan tangannya. Sesungguhnya
kita semua pernah mendatangi makanan pada suatu ketika bersama beliau s.a.w., lalu
datanglah seorang jariah - wanita, mungkin seorang hamba sahaya atau seorang merdeka,
seolah-olah ia dijorokkan - karena amat cepat jalannya, lalu ia maju untuk meletakkan
tangannya pada makanan, kemudian Rasululiah s.a.w. mengambil tangannya - dilarang
makan dulu. Seterusnya datang pulalah seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab,
seolah-olah ia dijorokkan, lalu tangannya diambil pula oleh beliau s.a.w. Setelah itu
Rasululiah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu mencari halalnya makanan itu apabila
tidak disebutkan nama Allah Ta'ala atasnya - yakni tidak dibacakan Bismillah lebih dulu.
Sebenarnya syaitan itu datang dengan membawa jariah ini untuk mencari halalnya makanan
ini baginya, tetapi saya telah mengambil - yakni menahan - tangannya. Kemudian datang
pulalah syaitan tadi dengan membawa orang A'rab ini untuk mencari halalnya makanan ini
baginya, lalu saya ambil pula tangannya. Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman
kekuasaanNya, sesungguhnya tangan syaitan itu ada di dalam genggaman tanganku int
bersama kedua tangan orang yang kupegang ini."

Sesudah itu beliau s.a.w. menyebutkan nama Allah Ta'ala - yakni membaca Bismillah –

lalu makan." (Riwayat Muslim)

729. Dari Umayyah bin Makhsyi as-Shahabi r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. - pada
suatu ketika - duduk di situ ada seorang lelaki yang makan lalu tidak mengucapkan
Bismillah, sehingga makanannya tidak tertinggal melainkan sesuap saja. Setelah orang itu
mengangkatkan sesuatu yang tertinggal tadi di mulutnya, tiba-tiba ia mengucapkan:
Bismillahi awwalahu wa akhirahu." Kemudian Nabi s.a.w. ketawa latu bersabda: "Tidak
henti-hentinya syaitan tadi makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk
mengucapkan nama Allah - yakni setelah membaca Bismillah, maka syaitan tadi
memuntahkan seluruh makanan yang telah ada dalam perutnya. (Riwayat Abu Dawud dan nasa'i)

730. Dari Aisyah radhiallahu'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika -
hendak makan sesuatu makanan bersama enam orang sahabat-sahabatnya. Lalu datanglah
seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab, kemudian makan makanan itu dalam dua
kali suap saja. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saja andaikata orang ini suka
membaca Bismillah - sebelum makannya tadi - niscaya makanan itu dapat mencukupi
engkau semua pula -karena adanya keberkahan dalam makanan itu."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

731. Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya nabi s.a.w. apabila mengangkat hidangannya
- yakni setelah selesai makan - beliau s.a.w. mengucapkan - yang artinya: "Segala puji bagi
Allah sebanyak-banyaknya, makanan yang suci serta diberkahi, tidak diremehkan serta tidak
pula dianggap kurang berguna, ya Tuhan kita." (Riwayat Bukhari)

732. Dari Mu'az bin Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang setelah selesai makan sesuatu makanan lalu mengucapkan - yang
artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini padaku dan
memberikan rezeki itu padaku tanpa adanya daya serta kekuatan daripadaku, maka
diampunkanlah untuknya apa-apa yang telah terdahulu dari dosanya."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan ia mengatakan bahwa
ini adalah Hadis hasan.

Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih