Allah Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang beriman itu sama meniarap dengan dagunya sambil menangis dan al- Quran itu menambah ketundukan mereka." (al-lsra': 109)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Adakah dari pembicaraan - al-Quran - ini engkau semua menjadi heran, lalu engkau semua ketawa dan tidak menangis?" (an-Najm: 59-60)
445. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran
untukku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, apakah saya akan membacakan al-Quran itu, sedangkan ia
diturunkan atas Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang kalau mendengarnya dari orang lain."
Saya lalu membacakan untuknya surat an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat- yang
artinya: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini?" - Surat an-Nisa' 41.
Setelah itu Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sudah cukuplah bacaanmu sekarang." Saya
menoleh kepada beliau s.a.w., tiba-tiba kedua mata beliau itu meleleh airmatanya." (Muttafaq 'alaih)
446. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. berkhutbah, tidak pernah saya mendengar
suatu khutbah pun yang semacam itu -karena amat menakutkan. Beliau s.a.w. bersabda:
"Andaikata engkau semua dapat mengetahui apa yang saya ketahui, niscaya engkau semua
akan ketawa sedikit dan menangis banyak-banyak." Anas berkata: "Maka para sahabat Rasulullah
s.a.w. sama menutupi mukanya sendiri-sendiri dan mereka itu menangis terisak-isak." (Muttafaq
'alaih)
Keterangannya telah lampau dalam bab: Takut.
447. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga susu
itu dapat kembali keteteknya - menunjukkan suatu kemustahilan. Tidak akan berkumpullah debu fi-
sabilillah itu* dengan asap neraka Jahanam."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
448. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada tujuh macam orang yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang
tiada naungan melainkan naunganNya sendiri - yakni hari kiamat, yaitu imam - kepala atau
pemimpin - yang adil. Pemuda yang tumbuh -sejak kecilnya - dalam beribadat kepada Allah, orang
yang hatinya tergantung - sangat memperhatikan -kepada masjid-masjid dua orang yang saling cinta-
mencintai karena Allah, keduanya berkumpul atas keadaan sedemikian itu dan keduanya berpisah
atas keadaan sedemikian itu pula, orang lelaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan
dan berparas cantik, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allah," - demikian pula
sebaliknya, yaitu wanita yang diajak lelaki lalu bersikap seperti di atas, juga orang yang bersedekah
dengan suatu sedekah lalu disembunyikan sedekahnya itu sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang dinafkahkan oleh tangan kanannya dan orang yang mengingat pada Allah di waktu
keadaan sunyi lalu melelehlah airmata dari kedua matanya." (Muttafaq 'alaih)
Maksudnya ialah berjihad memerangi musuh agama Allah sewaktu-waktu untuk mengharapkan keridhaanNya.
449. Dari Abdullah bin asy-Syikhkhir r.a., katanya: "Saya mendatangi Rasulullah s.a.w. dan
beliau sedang bersembahyang dan dari dadanya itu terdengar suara bagaikan mendidihnya kuali
karena beliau sedang menangis."
Hadis hasan shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dalam
asy-Syamail dengan isnad yang shahih.
450. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada Ubay bin Ka'ab r.a., demikian:
"Sesungguhnya Allah Azzawajalla menyuruh padaku supaya saya bacakan untukmu ayat ini -
artinya: "Tidaklah akan dapat meninggalkan orang-orang kafir dari ahlul-kitab dan musyrik itu - akan
kepercayaannya yang sesat - sampai datang kepada mereka keterangan yang jelas. "Albayyinah" 1-8.
Ia berkata: "Apakah Allah menjelaskan namaku pada Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda: "Ya." Kemudian
Ubay r.a. menangis." (Muttafaq 'alaih)
Dalam sebuah riwayat lain disebutkan: "Maka Ubay mulai menangis." - Ubay adalah seorang
dari golongan sahabat Anshar.
Keterangan:
Sebabnya Ubay r.a. menangis ialah karena terharu hatinya, gembira bercampur rasa takut
kepada Allah Ta'ala, karena merasa masih kurang kebaktian serta ketaatan yang dilakukan olehnya.
Adapun rasa terharunya itu di antaranya disebabkan karena dalam surat "Albayyinah" bagian
terakhir dijelaskan bahwa orang-orang semacam sahabat Ubay r.a. itu amat diridhai oleh Allah Ta'ala
dan orang itupun benar-benar sudah ridha kepadaNya. Manakala seseorang itu telah diridhai oleh
Allah, maka tiada lain tempatnya di akhirat nanti, kecuali syurga.
451. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Abu Bakar berkata kepada Umar radhiallahu 'anhuma
sesudah wafatnya Rasulullah s.a.w.: "Mari kita bersama-sama berangkat ke tempat Ummu Aiman
untuk menziarahinya, sebagaimana halnya Rasulullah s.a.w. juga menziarahinya." Ketika keduanya
sampai di tempat Ummu Aiman, lalu wanita ini menangis. Keduanya berkata: "Apakah yang
menyebabkan engkau menangis? Tidakkah engkau ketahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu
lebih baik untuk Rasulullah s.a.w." Ummu Aiman lalu menjawab: "Sesungguhnya saya tidaklah
menangis karena saya tidak mengetahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk
Rasulullah s.a.w., tetapi saya menangis ini ialah karena sesungguhnya wahyu itu telah terputus -
sebab Nabi s.a.w. telah wafat." Maka ucapan Ummu Aiman menggerakkan hati kedua sahabat itu
untuk menangis. Kemudian keduanya itupun menangis bersama Ummu Aiman.
Hadis di atas sudah disebutkan dalam bab: Menziarahi orang-orang ahli kebaikan - lihat Hadis
no. 359.
452. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Ketika sudah sangat geringnya
Rasulullah s.a.w., lalu ditanyakan padanya siapa yang akan menjadi imam shalat. Beliau s.a.w. lalu
bersabda: "Perintahkanlah pada Abu Bakar, supaya ia bersembahyang menjadi imam orang-orang
banyak!" Aisyah radhiallahu 'anha berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar itu adalah seorang lelaki yang
lemah, jikalau membaca al-Quran, maka bacaannya terkalahkan oleh tangisnya - sehingga bacaannya
tidak jelas." Beliau s.a.w. lalu bersabda lagi: "Perintahkanlah pada Abu Bakar supaya bersembahyang
sebagai imam!"
Dalam lain riwayat disebutkan: Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya berkata:
"Sesungguhnya Abu Bakar itu apabila mengganti kedudukan Tuan - sebagai imam, ia tidak dapat
memper-dengarkan suaranya kepada orang-orang banyak sebab tangisnya." (Muttafaq 'alaih)
453. Dari Ibrahim bin Abdur Rahman bin 'Auf, bahwasanya Abdur Rahman bin 'Auf r.a. diberi
hidangan makanan, sedangkan waktu itu ia berpuasa, lalu ia berkata: "Mus'ab bin Umair itu terbunuh
- fi-sabilillah. Ia adalah seorang yang lebih baik daripada-ku, tetapi tidak ada yang digunakan untuk
mengafaninya - mem-bungkus janazahnya - kecuali selembar burdah. Jikalau kepalanya ditutup,
maka tampaklah kedua kakinya dan jikalau kedua kakinya ditutup.maka tampaklah kepalanya.
Selanjutnya untuk kitasekarang ini dunia telah dibeberkan seluas-luasnya - banyak rezeki. Atau ia
berkata: "Kita telah dikaruniai rezeki dunia sebagaimana yang kita terima ini - amat banyak sekali.
Kita benar-benar takut kalau-kalau kebaikan-kebaikan kita ini didahulukan untuk kita sekarang -
sejak kita di dunia ini, sedang di akhirat tidak dapat bagian apa-apa." Selanjutnya ia lalu menangis
dan makanan itu ditinggalkan. (Riwayat Bukhari)
454. Dari Abu Umamah, yaitu Shuday bin 'Ajlan al-Bahili r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Tiada sesuatupun yang lebih dicintai oleh Allah Ta'ala daripada dua tetesan dan dua bekas.
Dua tetesan itu ialah tetesan airmata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang dialirkan
fisabilillah. Adapun dua bekas yaitu bekas luka fi-sabilillah dan bekas dalam mengerjakan
kefardhuan dari beberapa kefardhuan Allah Ta'ala - semacam bekas sujud dan lain-lain."
Diriwayatkan Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Dalam bab ini masih banyak lagi Hadisnya, di antaranya ialah Hadisnya al-'Irbadh bin Sariyah
r.a., katanya: "Kita semua diberi nasihat oleh Rasulullah s.a.w., yaitu suatu nasihat yang semua hati
dapat menjadi takut karenanya dan matapun dapat melelehkan airmata." Hadis ini telah lalu dalam
bab: Melarang kebid'ahan-kebid'ahan - lihat Hadis no. 157 dan 171.
Sumber : Kitab Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Terjamahan dari Kitab Riyadush Shalihin, Al-Quran Dan Kumpulan Hadits, Situs Pondok Pesantren, Artikel-artikel Islami.